Selang beberapa menit kemudian, mataku sontak terbelalak. Rasanya mata ini seperti ingin melompat begitu saja saking terkejutnya. Headline berita ini sungguh membuatku terkejut.
'SEORANG MAHASISWI TEWAS SAAT DEMO DI UNIVERSITAS PERSADA NASIONAL'
Seketika pikiranku langsung melesat pada saat di mana aku memang melihat seorang mahasiswa perempuan yang terinjak oleh mahasiswa lain ketika dirinya tengah meliput demo yang terjadi di kampusku. Hal itu terjadi ketika kepolisian sedang membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata ke mahasiswa yang ada di sana. Ketika sedang berlari menghindar, aku melihat tubuh seorang mahasiswi lemah tak berdaya akibat terinjak-injak. Kemudian aku langsung menghampirinya, tetapi ia sudah dalam kondisi pingsan, lalu akupun mengangkat tubuhnya dan ku bawa sampai menuju ambulance yang lumayan jauh dari tempatku berdiri. Dengan gerakan cepat, petugas yang ada di ambulance itu segera pergi menuju ke rumah sakit terdekat. Dan setelahnya, aku tidak mengetahui kabarnya lagi.
Ternyata cepat aku melupakan hari itu. Hari di mana aku pernah menyelamatkannya. Bahkan aku agak lupa dengan wajahnya karena keadaan waktu itu benar-benar membuatku panik di tengah suasana yang sedang kalut.
Kemudian kepalaku menoleh ke sebrang jalan. Tepatnya ke arah jalan setapak yang sempat dilewati oleh gadis bernama Karin. Dan baru aku sadari, bahwa ternyata jalan setapak itu merupakan salah satu akses menuju pemakaman.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H