Pertanyaan besar yang terus menggema adalah: mengapa konflik ini sulit sekali berakhir? Salah satu jawabannya terletak pada kepentingan politik yang bertumpuk di atas tanah suci ini. Israel, yang didukung oleh kekuatan besar dunia, merasa berhak atas wilayah tersebut atas dasar sejarah dan keamanan. Sementara itu, bangsa Palestina, yang tanahnya terus tergerus, mempertahankan hak mereka atas tanah air yang telah mereka huni selama berabad-abad.
Ditambah lagi, perbedaan ideologi, agama, dan kepentingan ekonomi dari berbagai pihak menjadikan konflik ini semakin rumit. Tanah Palestina seolah menjadi medan pertempuran antara keadilan dan ambisi, antara harapan dan keputusasaan.
Pelajaran dari Tanah yang Terkoyak
Meski sejarah Palestina dipenuhi luka, tanah ini mengajarkan kita banyak hal. Ia mengingatkan bahwa manusia, meskipun memiliki keyakinan yang berbeda, tetaplah makhluk yang terhubung oleh kemanusiaan. Perdamaian mungkin terasa seperti mimpi yang jauh, tetapi harapan akan selalu hidup selama masih ada suara-suara yang menyerukan keadilan.
Tanah Palestina bukan sekadar tempat di peta; ia adalah simbol perjuangan, harapan, dan pelajaran bagi dunia bahwa perdamaian bukan hanya tentang siapa yang menang, tetapi tentang bagaimana kita belajarÂ
untuk hidup berdampingan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI