Bandung terjadi pada 24 Juni 2024. Korban yang tengah mempersiapkan diri untuk turnamen nasional PUBG Mobile bersama timnya mengalami kerugian besar saat berusaha membeli akun game dengan harga 10 juta rupiah. Namun, akun yang dijanjikan tak pernah diterima, dan MH hanya mendapatkan kenyataan pahit bahwa dirinya telah menjadi korban penipuan.
Kasus penipuan yang merugikan seorang mahasiswa berinisial MH asalKejadian ini bermula ketika MH menemukan penawaran akun PUBG Mobile di media sosial. Ia tertarik karena akun tersebut memiliki spesifikasi tinggi dan item yang cocok untuk kebutuhan timnya dalam turnamen. Penjual yang mengaku bernama R mengatakan bahwa akun tersebut memiliki banyak item eksklusif, skin langka, dan level tinggi. Setelah MH dan R sepakat soal harga, R menyarankan agar transaksi dilakukan melalui "rekening bersama" untuk menjamin keamanan.
"Awalnya dia bilang kalau akunnya cocok banget buat tim yang mau ikut turnamen besar, katanya skin dan senjatanya lengkap. Karena pakai rekening bersama, saya pikir lebih aman," jelas MH. Dengan harapan transaksi akan berjalan lancar, MH menyetujui tawaran tersebut.
Namun, saran untuk menggunakan "rekening bersama" ternyata hanya akal-akalan pelaku untuk memperdaya MH. R mengajak rekannya, IA, yang mengaku sebagai "admin rekening bersama" dalam transaksi ini. MH tanpa ragu mentransfer uang sebesar 10 juta rupiah ke rekening yang diberikan oleh IA pada tanggal 24 Juni 2024.
Setelah uang ditransfer, IA mengaku akan segera memproses akun dan meminta MH menunggu beberapa saat. Awalnya MH tidak mencurigai apa pun, tetapi setelah akun tersebut tak kunjung dikirim, ia mulai merasa ada yang janggal. Ketika MH mencoba menghubungi IA dan R, seluruh aksesnya telah diblokir. Nomor telepon, media sosial, hingga email pribadinya sudah tak bisa lagi menghubungi keduanya.
"Saya tunggu-tunggu katanya lagi diproses, tapi setelah beberapa lama gak ada kabar. Saat saya coba hubungi lagi, semua nomor saya udah diblokir, akun media sosial saya juga diblokir, bahkan email pribadi saya gak bisa dipakai buat kontak mereka," ungkap MH.
Di sinilah MH menyadari bahwa ia telah tertipu. Tak hanya kehilangan uang, MH juga merasa bersalah pada rekan-rekan tim yang sudah menaruh harapan besar untuk turnamen tersebut. Kesempatan mereka untuk berlaga di ajang nasional seolah sirna karena penipuan ini.
"Yang bikin saya paling sedih bukan cuma uangnya, tapi teman-teman tim yang sudah berharap bisa pakai akun itu untuk turnamen. Kami udah mempersiapkan jauh-jauh hari, eh malah kena tipu begini. Bener-bener bikin down," lanjut MH.
MH berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi dirinya dan juga pemain lain agar lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi online. "Harapan saya, semoga kejadian kayak gini gak terjadi lagi ke orang lain. Penipunya bener-bener kelihatan meyakinkan. Ini jadi pengalaman yang pasti akan saya ingat terus ke depannya."
Kasus ini menggambarkan bagaimana penipuan dalam transaksi akun game online dapat menimbulkan kerugian besar, baik secara finansial maupun emosional. Kini MH harus menerima kenyataan pahit ini dan mencari cara untuk bangkit kembali bersama timnya, meskipun kesempatan mereka untuk berlaga di turnamen nasional kali ini harus tertunda atau mungkin hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H