Desa Mlancu Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri menjadi salah satu desa pelaksana salah satu program pemerintah yaitu Pencegahan Stunting dengan pemberian booster berupa kudapan sehat setiap hari. Seperti di lansir dalam badankebijakan.kemkes.go.id "11 program intervensi spesifik yang difokuskan oleh  kementrian kesehatan guna menurunkan angka stunting. Kesebelasan program tersebut diarahkan pada 2 fase pertumbuhan. Yakni, fase ibu hamil atau sebelum melahirkan dan fase sesudah melahirkan yang utamnya pada bayi usia 0-24 bulan."
Hal tersebut selaras dengan program yang dilakukan oleh ibu-ibu kader desa Mlancu Kandangan Kabupaten Kediri, dengan mengikuti arahan dari pemerintah kabupaten ibu-ibu kader dari desa tersebut tiap harinya membuat kudapan tambahan yang bergizi selama 60 hari penuh.Â
Melihat program yang menarik ini tentu membuat mahasiswa KKN IAIN Kediri tidak tinggal diam. Sebagai mahasiswa yang merupakan agent of change tentu harus ikut berkontribusi diberbagai lini, tidak hanya di lingkungan akademik, namun juga di lingkungan masyarakat seperti membantu program stunting yang diadakan di daerah-daerah.
Setiap harinya mahasiswa KKN IAIN Kediri yang bertempat tinggal di desa Mlancu turut serta membantu ibu-ibu kader desa untuk menyiapkan kudapan tambahan yang diberikan kepada ibu hamil dan balita yang memiliki indikasi stunting. Salah satu kader yakni Ibu Sendy mengatakan "indikasi tersebut biasanya dilihat dari berat badan bayi atau ibu hamil yang cenderung kurang." Hal itu senada dengan yang dijelaskan Dokter Theresia Rina Yunita dalam klikdokter.com "stunting adalah kondisi perawakan tubuh anak pendek akibat kurang gizi yang bersifat kronis atau jangka panjang. Nah, stunting ditandai dengan kondisi awal berupa berat badan anak tidak bertambah atau malah turun, yang lama-lama memengaruhi tinggi badan."
Oleh karena itu setiap hari di balai desa disediakan kudapan untuk mereka yang terindikasi stunting. Mahasiswa KKN juga ikut membantu menyambut kehadiran ibu hamil dan balita tersebut dan mempersilahkan mereka untuk menimbang berat badan sebagai acuan untuk melihat progres dari program ini, setelah itu barulah mereka menerima kudapan.
Tak ada gading yang tak retak maka program ini pun tentu menghadapi kendala di desa ini yaitu warga yang tidak segera mengambil kudapan atau bahkan ada juga yang tidak mengambilnya. Namun kendala ini bisa diatasi oleh ibu-ibu kader desa dengan cara menitipkan kudapan kepada perangkat desa terdekat, selain itu ibu-ibu kader juga tetap memberikan informasi dan menginfokan kepada penerima untuk segera mengambil kudapan melalui pesan watsapp.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H