Mohon tunggu...
Ahmad Yusril Wafi
Ahmad Yusril Wafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulislah! Maka Kau Akan Abadi

Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Revolusi Industri 4.0

15 November 2019   15:52 Diperbarui: 15 November 2019   15:59 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah Era Revolusi Industri 4.0, pastinya sudah tidak asing lagi bagi kita. Tetapi juga ada sebagaian orang yang tidak paham dengan apa itu revolusi, apa itu industri, apalagi ada angka 4 trs angka 0. Pasti sebagian dari kalian ada yang kurang paham atau kurang mengerti istilah ini. Maka dari itu, di dalam artikel ini saya akan menjelaskan secara singkat apa itu Era Revolusi Industri 4.0. 

Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Sedangkan revolusi industri adalah perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin.

Revolusi industri mulai muncul pada abad ke-18, ketika masyarakat pertanian menjadi lebih maju dan urban. Seperti kereta api, listrik, mesin uap, dan penemuan-penemuan lainnya itu merupakan sebuah bentuk dari revolusi industri. Makna tersendiri dari revolusi industri adalah sebuah perubahan besar dari cara manusia memproduksi barang atau jasa. Revolusi industri saat ini sudah mencapai empat tingkatan atau bisa disebut revolusi industri 4.0. Revolusi yang pertama ditandai dengan muncul nya mesin uap yang ditemukan oleh James Watt. Seiring dengan perkembangan zaman, revolusi industri tersebut terus berkembang. Dan saat ini revolusi industri sudah mencapai empat tingkatan yang ditandai dengan muncul internet, kecerdasan buatan, dan tekhnologi-tekhnologi lainnya. Dan tentunya pada era revolusi industri keempat ini kita sudah merasakan dan menikmati bentuk dari revolusi tersebut.

Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik. Istilah industi 4.0 diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok kerja industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan erintis industri 4.0.

Revolusi industri pada tahap keempat ini adalah sebuah kondisi pada abad ke-21, ketika terjadi perubahan besar-besaran di berbagai bidang lewat perpaduan teknologi yang mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik, digital, dan biologi. Revolusi ini ditandai dengan kemajuan teknolgi dalam berbagai bidang, khususnya kecerdasan buatan, robit, teknologi nano, computer kuantum, bioteknologi, Internet of Things, percetakan 3D, kendaraan tanpa pengemudi.

Sebagaimana revolusi terdahulu, revolusi industri keempat berpotensi meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh dunia. Namun, kemajuan di bidang otomatisasi dan kecerdasan buatan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa mesin-mesin suatu hari akan mengambil alih pekerjaan manusia. Selain itu, revolusi-revolusi sebelumnya masih dapat menghasilkan lapangan pekerjaan baru untuk menggantikan pekerjaan yang diambil alih oleh mesin, sementara kali ini kemajuan kecerdasan buatan dan otomatisasi dapat menggantikan tenaga kerja manusia secara keseluruhan yang digantikan oleh teknolgi robotic.

Pada konteks revolusi industri dapat diterjemahkan proses yang terjadi sebenarnya adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar kebutuhan pokok dengan keinginan masyarakat. Perjalanan perubahan dalam revolusi yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Dasar perubahan ini sebenarnya adalah pemenuhan hasrat keinginan pemenuhan kebutuhan manusia secara cepat dan berkualitas. Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan manual menjadi otomatisasi atau digitalisasi.

Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari sebuah perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai pada abad ke-18. Menurut Prof. Schwab, dunia mengalami empat revolusi industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi, kereta api, dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan mesin uap. Revolusi industri ini juga menimbulkan dampak negatif dalam bentuk pengangguran masal.

Ditemukan enerji listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0. energy listrik mendorong para ilmuan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis computer. Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin murah. Teknolgi informasi juga semakin maju diantaranya teknolgi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri kreatid di dunia music dengan ditemukannya digital.

Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia, tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online.

Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber, dan Grab menunjukan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin mingkat. Berkembanya teknologi autonomous vehichle (mobil tanpa sopir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologii dan nanoteknologi semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental. 

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun