MENERAPKAN ICE BREAKING Â KE DALAM PEMBELAJARAN TPACK DI KELAS AWAL
Nabila Soemarto Putri1, Wafa Nurbayinah2 ,Tin Rustini3
Kampus UPI di Cibiru, Universitas Pendidikan Indonesia1,2,3
nabilasp@upi.edu, wafanrbyh@upi.edu, tinrustini@upi.edu
Abstrak
Dalam pembelajaran anak sekolah dasar sering dijumpai dengan hal hal yang menyenangkan. Hal tersebut bertujuan untuk merileksasikan serta menarik anak untuk menyukai kegiatan pembelajaran. Salah satu hal yang dapat membuat peserta didik senang dengan adanya ice breaking. Pembelajaran dengan Ice breaking mampu mencairkan suasana kelas menjadi kelas yang menyenangkan. Tetapi pembelajaran sekarang sangat berbeda dengan pembelajaran dahulu. Sekarang sudah ada pembelajaran teknologi yang disebut TPACK technological Pedagogical Content Knowledge. Pada pembelajaran TPACK peserta didik diajak untuk mampu belajar teknologi sedangkan pendidik harus mampu membuat rancangan pembelajaran yang mengedepankan teknologi, pedagogi serta konten pembelajarannya. Ice breaking sudah jarang digunakan dalam pembelajaran TPACK ini. Selain mencakup pembelajaran, teknologi juga sudah mencakup permainan yang dimana ice breaking sudah tidak digunakan. Maka dari itu tujuan penulis menggunakan judul artikel ini adalah penulis ingin menerapkan ice breaking ke dalam pembelajaran berbasis teknologi serta penulis ingin ice breaking selalu berkembang dan tidak terlupakan. Artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dimana mengkaji, menganalisis serta mendeskripsikan data dan fakta yang dikumpulkan dari beberapa jurnal dan artikel lalu disimpulkan melalui kalimat deskriptif.
Kata kunci : ice breaking, pembelajaran TPACK, teknologi.
Abstract
In learning elementary school children are often encountered with fun things. This aims to relax and attract children to like learning activities. One thing that can make students happy with ice breaking. Learning with Ice breaking is able to melt the class atmosphere into a fun class. But learning now is very different from learning before. Now there is technology learning called TPACK Technological Pedagogical Content Knowledge. In TPACK learning students are invited to be able to learn technology while educators must be able to create learning designs that prioritize technology, pedagogy and learning content. Ice breaking is rarely used in this TPACK lesson. Apart from covering learning, technology also includes games where icebreakers are no longer used. Therefore, the author's goal of using the title of this article is that the writer wants to implement ice breaking into technology-based learning and the writer wants ice breaking to always develop and not be forgotten. This article uses a descriptive qualitative method which examines, analyzes and describes data and facts collected from several journals and articles and then concluded through descriptive sentences.
Keywords: ice breaking, TPACK learning, technology.
PENDAHULUAN
Ice breaking merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk menghilangkan rasa jenuh atau stress ketika sedang berada di dalam kelas, seringkali siswa merasakan jenuh karena suasana kelas yang terlalu fokus akan pelajaran dan lamanya waktu belajar. Ice breaking bisa dilakukan agar siswa bisa semangat kembali untuk melanjutkan pembelajaran. Manfaat dari ice breaking ini sendiri sangatlah banyak, diantaranya; menciptakan ide-ide kreatif baru, dapat memaksimalkan performa untuk kembali belajar saat di kelas, melatih siswa untuk menjadi lebih aktif dan juga mampu berinteraksi dengan baik, dan mampu melatih siswa untuk membentuk strategi belajar juga konsentrasi siswa.
Teknologi secara etimologi berasal dari kata 'technologia/techno', yang dalam bahasa Yunani memiliki arti pengetahuan. Secara umum, teknologi adalah penerapan pengetahuan ilmiah untuk tujuan praktis dalam kehidupan manusia atau pada perubahan dan manipulasi lingkungan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata teknologi mengandung arti mode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Di masa sekarang ini manusia sangatlah bergantung pada teknologi, bahkan teknologi bisa menjadi kebutuhan dasar bagi setiap orang. Manfaat dari teknologi sangatlah banyak, salah satunya yaitu mempermudah manusia untuk melakukan berbagai aktivitas, jarak beribu-ribu kilometer pun dapat terasa dekat dengan adanya teknologi. Namun, dibalik manfaatnya yang sangat berpengaruh kepada kecanggihan yang memudahkan, teknologi juga memiliki dampak buruk bagi banyak orang yang tidak mampu memanfaatkannya dengan baik. Seringkali dengan kecanggihan teknologi ini anak usia belia sudah menggunakan kacamata akibat terlalu sering dan terlalu lama asyik di depan handphonenya, juga dapat membuat lingkungan pertemanan terasa kurang nyaman karena saat berkumpul mereka malah asyik dengan handphone nya masing-masing. Oleh karena itu, kita haruslah mampu memanfaatkan teknologi sebaik mungkin, pakailah teknologi untuk hal-hal yang positif terutama saat pembelajaran. Â
TPACK atau Technological Pedagogical Content Knowledge adalah suatu kerangka kerja yang mengidentifikasikan pengetahuan, guru perlu mengajar secara efektif dengan kerangka teknologi. Seperti arti dari teknologi itu sendiri yaitu pengetahuan, dalam TPACK ini guru harus mampu mengarahkan siswanya ke arah teknologi yang tentunya harus mengarah ke hal-hal positif dari teknologi itu sendiri. Sedangkan menurut Mishra (2016 : 2) TPACK adalah suatu kerangka kerja untuk memahami dan menggambarkan jenis pengetahuan yang dibutuhkan oleh seorang guru untuk mengefektifkan praktek pedagogi dan pemahaman konsep dengan mengintegrasikan sebuah teknologi di lingkungan pembelajaran. Konsep dari TPACK ini saling berkesinambungan antara mata pelajaran, teknologi, dan pedagogi. Interaksi antara tiga komponen itulah yang memiliki kekuatan dan daya tarik untuk menumbuhkan pembelajaran aktif yang terfokus pada siswa atau peserta didik. Dilihat dari tujuan TPACK tadi yaitu untuk menumbuhkan pembelajaran yang aktif dan terfokus pada siswa, otomatis saat di dalam kelas siswa dituntut untuk aktif. Namun, jika waktu pembelajaran terlalu lama, akan ada beberapa siswa yang jenuh saat di kelas dan tidak bisa fokus saat mendengarkan pemaparan materi dari guru. Maka dari itu, guru haruslah mampu mencairkan suasana agar siswa-siswa bisa kembali fokus saat pembelajaran. Metode ice breaking ini lah yang bisa menjadi solusi guru ketika sedang ada dalam keadaan dimana siswa-siswanya sudah jenuh atau kurang fokus. Ice breaking ini bisa dilakukan selama kurang lebih 5-10 menit untuk membuat siswa kembali bersemangat.
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu suatu proses dalam mengkaji, menganalisis dan mendeskripsikan lebih dalam mengenai data dan fakta. teknik pengumpulan data yang diperoleh yaitu dengan mengumpulkan beberapa jurnal dan artikel yang kemudian dianalisis serta disimpulkan melalui kalimat deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas ice breaking ini sendiri dilakukan dalam waktu 5-10 menit, di sela-sela pergantian jam mata pelajaran agar siswa-siswi tidak bosan dan kembali bersemangat. Ice breaking ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan suasana masing-masing kelas. Jenis-jenis ice breaking ini sendiri berupa yel-yel, menyanyi, tepuk tangan, bermain games dan sebagainya. Meskipun terkesan sederhana, ice breaking ini mampu memulihkan kondisi siswa yang sedang jenuh, dengan melakukan jenis-jenis ice breaking tadi, konsentrasi siswa akan kembali dan bisa kembali mengikuti kegiatan belajar dikelas. Ice breaking yang paling digemari yaitu bermain games, selain siswa merefresh otaknya, games juga dapat melatih otak dan mental sekaligus mengasah kreativitas pada siswa.
Dalam penerapannya, ada beberapa metode ice breaking yang bisa dilakukan, yaitu metode ceramah, awal mula guru melakukan ceramah terbuka terlebih dahulu. Metode studi kasus, awal mula guru akan memberikan contoh studi kasus dan memberi kesempatan kepada para siswa siswi untuk ikut andil dalam memecahkan permasalahan-permasalahan secara praktis. Dan yang terakhir metode simulasi dan permainan, metode ini merupakan metode yang paling mudah sehingga sering dilakukan, biasanya guru mempersiapkan beberapa permainan yang bertujuan untuk memecah kebekuan (ice breaking games), metode simulasi dan permainan ini bisa dilakukan dengan bernyanyi bersama. Fransiska (2020) telah memberikan sarannya dalam mengawali pembelajaran, siswa diajak untuk bernyanyi bersama. Dengan bernyanyi dapat menarik minat serta perhatian siswa sehingga siswa dapat lebih fokus dan memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Hal ini juga dapat mengurangi siswa dalam bermain sendiri serta mengobrol dengan teman sebangkunya atau teman yang lain. Terdapat pengaruh yang positif terhadap penerapan ice breaking terhadap motivasi belajar siswa (Tyara,. K dan Amirudin, 2020). Meskipun teknologi sangat menarik bagi anak siswa sekolah dasar, dalam pembelajaran dengan metode teknologi siswa harus beristirahat dengan ice breaking. Guru pun harus mengajak siswa agar ikut ice breaking.
Dalam metode pembelajaran berbasis TPACK dampak dari teknologi terhadap siswa sekolah dasar ialah dari kesehatannya. Dalam hal ini siswa perlu ice breaking agar tidak terlalu terfokus pada layar komputer atau smartphone, karena jika terlalu terfokus akan berdampak pada kesehatan mata. Mata akan menjadi pegal atau bahkan dapat menyebabkan minus. Teknologi memang mempermudah berbagai aktivitas manusia, namun ada pula dampak negatifnya. Dan untuk mencegah dampak negatif seperti mata minus, ice breaking dapat diterapkan dalam sebuah pembelajaran.
Adapun kendala yang dirasakan oleh guru dalam penerapan ice breaking yaitu karena kurangnya upaya dari guru untuk memotivasi dan menumbuhkan minat belajar pada siswa sebelum materi pelajaran disampaikan, kurangnya pemberian variasi dalam penyampaian materi seperti permainan atau stimulus yang diberikan oleh guru pada siswa (Basyarudin, 2019; Kurniasih & Alarifin, 2014). Selain itu, kurangnya penguasaan guru mengenai tipe-tipe dari ice breaking. Banyak juga cakupan dari ice breaking diantaranya tepuk tangan, yel-yel, jenis humor, jenis permainan (games), bernyanyi, dan lain sebagainya. Sebagian guru hanya bisa menerapkan ice breaking tipe tepuk tangan dan bernyanyi tanpa variasi lainnya sehingga ice breaking lainnya sukar untuk diterapkan. Karena kurangnya kreativitas guru, siswa merasa jenuh apabila pembelajaran yang disajikan tanpa adanya variasi dalam pembelajaran. Kreativitas guru dalam pembelajaran sangat membantu menghidupkan suasana ketika di dalam kelas. Kreativitas yang dimiliki guna mengkombinasikan metode pembelajaran dengan ice breaking sehingga membuat pembelajaran lebih bervariasi dan bermakna. Namun jarang adanya pelatihan soft skill berbasis ice breaking.
KESIMPULAN
Ice breaking sangat penting dalam sebuah pembelajaran sebab dalam penerapannya terdapat jenis jenis ice breaking yang dapat membantu siswa agar tidak terlalu lama dalam menggunakan smartphone. Ice breaking di sekolah dasar ini terdapat manfaat bagi guru, salah satu dari manfaatnya adalah dapat membantu pengkondisian dalam kegiatan belajar sehingga guru tidak begitu kerepotan saat menangani siswa siswi di dalam kelas. Tanpa adanya ice breaking dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode TPACK akan menimbulkan dampak negatif kepada siswa sekolah dasar.