Mohon tunggu...
wafa jannatulmawa
wafa jannatulmawa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

saya suka membaca webtoon, menurut saya saya itu orangnya aneh, tapi gatau kalo kata orang orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Langkah Umat Islam dalam Mencegah Segala Bentuk Politisasi Agama Islam

5 Desember 2023   22:35 Diperbarui: 6 Desember 2023   00:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2024 menjelang pemilu, setiap calon legislatif dan eksekutif sudah siap bermanuver dan memperispakan agar dapat memenangkan kompetisi. Sudah dapat dipastikan setiap calon tentu memiliki caranya masing-masing untuk memperoleh suara. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan menggunakan politisasi Agama Islam. Secara praktis, politisasi agama merupakan calon yang memiliki kepentingan dalam politik yang menjadikan agama sebagai objek yang digagas, dibicarakan, dan dipahami demi sesuatu yang berkaitan dengan politik. Hal ini yang menjadikan politisasi agama sangat menonjol dalam momen-momen politik seperti Pemilu. Agama Islam tentunya tidak luput menjadi bagian dari politisasi agama sebab Islam juga merupakan agama dengan umat terbanyak di Indonesia, sehingga calon memiliki potensi yang tinggi dalam mendapatkan suara.

Dampak politisasi agama islam, seorang calon yang mempolitisasi Agama Islam akan berdampak negatif terutama bagi kemanusiaan dan relasi antar masyarakat Indonesia, apabila politisasi Agama Islam digunakan dengan berlebihan. Sudah dapat dipastikan akan  banyak dampak, korban, dan peristiwa mencengkam di Indonesia akibat politisasi Agama Islam. Oleh karena itu, politisasi seperti ini harus lebih diperhatikan dan dicegah agar tidak terjadi dampak yang lebih besar lagi di kemudian hari. Banyak contoh peristiwa yang pernah terjadi akibat politisasi Agama Islam seperti tragedi Ambon atau Maluku, konflik Poso, dan lain-lain. Masyarakat juga semakin terpisah-pisah menjadi beberapa kelompok atau sekte sehingga menimbulkan perpecahan persatuan masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu saja, politisasi Agama Islam juga membuat umat Islam dan Agama Islam banyak mendapatkan prasangka negatif dan tampak buruk, sebab seolah-olah umat Islam menghalalkan segala macam cara demi mencapai kekuasaan semata.

Ciri individu yang banyak dilakukan politisasi agama islam, pada pemilu 2024 yang akan datang, tentu kita akan menemukan calon yang melakukan politisasi Agama Islam. Oleh karena itu sebagai umat Islam kita harus berhati-hati dengan calon yang menggunakan Agama Islam hanya untuk mencapai hasrat politiknya. Sebagai umat Islam kita harus lebih cerdas lagi untuk melihat calon mana yang menerapkan politisasi Agama Islam, sebab ranah politisasi agama saat ini sudah sangat luas. Ada beberapa ciri yang menandakan calon tersebut menerapkan politisasi Agama Islam yaitu sang calon mendadak menjadi seorang ustadz, memanfaatkan peran para ulama, penggunaan dalil agama, memanfaatkan aktivitas yang berbau keagamaan, memanfaatkan peran dari organisasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, FPI, dan lain-lain, menggunakan simbol agama Islam, dan lain-lain. Meskipun regulasi pemilu telah menetapkan bahwasanya kampanye tidak boleh dilakukan di tempat ibadah, akan tetapi politisasi Agama Islam dapat dilakukan di lokasi manapun.

Solusi umat islam dalam mencegah politisasi agama islam ini, kita semua mengetahui bahwasanya politisasi Agama Islam memiliki dampak yang mengkhawatirkan bagi umat Islam, bangsa, dan negara. Oleh karena itu sebagai umat Islam kita harus memiliki langkah untuk mencegah politisasi Agama Islam pada pemilu yang akan datang. Beberapa langkah yang dapat diterapkan yaitu Pertama, para tokoh agama dan setiap pemimpin organisasi keagamaan harus menyatakan sikap untuk saling bersatu dan menjaga netralitas serta memastikan kerukunan umat Islam dan umat lainnya tidak terusik. Kedua, tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan politisasi Agama Islam untuk mencapai kekuasaan terutama yang dapat memecah belah umat dan masyarakat. Ketiga, lebih cerdas ketika melihat calon pemimpin. Pada pemilu kali ini, kandidat calon cukup banyak dari sebelumnya, sehingga kita harus cerdas dalam melihat dan meraba-raba calon mana yang cocok untuk memimpin bangsa ini. Jangan sampai umat Islam terpengaruh dengan calon-calon yang cenderung menggunakan politisasi Agama Islam untuk mendapatkan suara.

            Agama Islam seharusnya mampu melindungi seluruh kepentingan umat yang ada di dunia ini. Umat Islam senantiasa diajarkan untuk menebarkan bahwasanya Islam merupakan rahmat bagi alam semesta dan tidak hanya bagi kelompok-kelompok tertentu saja. Oleh karena itu, pemimpin yang ideal harus mampu menjadi rahmat bagi seluruh masyarakat Indonesia dan semua golongan. Jangan sampai ketika calon yang menggunakan politisasi Agama Islam terpilih, mereka hanya mementingkan golongan-golongan tentu saja dan golongan lainnya akan di abaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun