Gonjang-ganjing fluktuasi kurs Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat beberapa waktu ini seringkali terjadi, walaupun sejatinya sejak 1998 pun sudah berulangkali terjadi. Woles aja bro, ngga usah galau atau guling-guling di trotoar :)
Perubahan kurs Rupiah ini tentu akan mempengaruhi aktivitas bisnis, terutama bagi perusahaan yang transaksi bisnisnya terkait dengan US $. Baik untuk pengadaan bahan baku, bahan pembantu, proses produksi, maupun untuk menjual produk jadi.
Oleh karena itu, perusahaan pun harus melakukan penyesuaian dengan membuat jurnal koreksi dalam pembukuan akuntansi.
Mengapa demikian?
Bila perusahaan tidak melakukan penyesuaian terhadap perubahan kurs ini, maka Laporan Keuangan yang disajikan kurang valid, dan kurang mencerminkan KONDISI aktivitas bisnisnya.
Akibat selanjutnya adalah hasil analisis laporan keuangan juga kurang tepat, dan akhirnya pengambilan keputusan pun kurang akurat. Termasuk keputusan strategi bisnis yang akan dijalankan di periode berikutnya.
Oleh karena itu mau tidak mau, suka atau tidak suka perusahaan harus melakukan penyesuaian dengan membuat jurnal koreksi atas perubahan kurs Rupiah ini.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara membuat penyesuaian terhadap perubahan kurs ini?
Okay, langsung saja kita dibahas bareng-bareng ya...
Pengaruh Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Laporan Laba Rugi dan Neraca
Perubahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tentu akan mempengaruhi elemen-elemen di Laporan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan (Neraca).
 Perhatikan elemen-elemen yang terpengaruh oleh perubahan kurs rupiah, antara lain:
 Cara Pencatatan Perubahan Kurs Rupiah
Untuk diketahui bahwa perusahaan harus mencatat transaksi yang dilakukan dengan menggunakan mata uang asing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.
Lalu bagaimana bila terjadi perubahan nilai kurs saat terjadinya transaksi dengan saat dibuatnya laporan laba rugi dan neraca?
Perusahaan harus meng-konversikan perubahan kurs tersebut dengan menggunakan KURS TENGAH Bank Indonesia.
Apa itu kurs tengah Bank Indonesia?
Gampangnya gini bro...
Kurs tengah adalah nilai kurs jual ditambah nilai kurs beli dibagi dua. Bila dijabarkan dengan sebuah formula adalah seperti berikut:
Kurs Tengah = (Kurs Beli + Kurs Jual) : 2
Agar semakin jelas, sekarang yuk perhatikan contoh berikut ini:
PT A pada tanggal 31 Agustus 2018 memiliki saldo piutang dari PT B sebesar US$ 10.000 yang berasal dari penjualan barang tanggal 16 Agustus 2018.
Misalnya pada tanggal 16 Â Agustus 2018, Â nilai kurs 1 US$ Â adalah Rp 14.546 sehingga jumlah piutang PT A pada tanggal 31 Agustus 2018 tercatat Rp 145.460.000.
Dari mana angka ini?
Hasil perkalian dari nilai kurs tanggal 16 Agustus 2018 dengan nilai piutang dalam US $:
= Rp 14.546 x US S 10.000 = Rp 145.460.000
Sementara itu, kurs Bank Indonesia pada tanggal 31 Agustus 2018 adalah kurs beli 1 US$ = Rp 14.785 dan kurs jual 1 US$ = Rp 14.637.
Dengan menggunakan rumus perhitungan kurs tengah, kita bisa mengetahui kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Agustus 2018 sebagai berikut:
= ( Rp 14.785 + Â Rp 14.637 ) : 2 = Rp 14.711
Dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia, maka piutang PT A pada tanggal 31 Agustus 2018 adalah sebesar Rp 147.110.000, ada selisih Rp 1.650.000.
Pada tanggal 31 Agustus 2018 harus dibuat jurnal koreksi untuk penyesuaian selisih nilai tukar rupiah seperti berikut:
Di PT A:
(Debit) Piutang Rp 1.650.000
(Kredit) Laba Rugi Selisih Kurs Rp 1.650.000
Di PT B:
(Debit) Laba Rugi Selisih Kurs Rp 1.650.000
(Kredit) Utang  Rp. Rp 1.650.000
Inilah cara melakukan pencatatan akuntansi untuk menyesuaikan perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat.
 Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H