[caption id="attachment_344562" align="aligncenter" width="406" caption="Doaku yang Tak Tahu Malu"][/caption]
Doaku yang Tak Tahu Malu*)
Malu aku padaMu, Tuhan
Malu.
Saban hari tiada henti
Selalu minta ini minta itu
padaMu
Tak terhitung sudah berapa banyak mohonku padaMu
demikian banyak.
Malu Tuhan aku
Tuhan, dari permintaan yang satu ke permohonan yang lain
Maka lahirlah doa, bermacam-macam doa.
Tergantung keinginan
kepingin apa aku kemarin
kepingin apa aku hari ini
kepingin apa aku esok
Seperti balita, begitu melihat sesuatu
langsung tunjuk jari dan ngomong pada ibunya
"Maaa..! Aku pengin ituu..!!"
Begitu ingat sesuatu, langsung merengek
sampai menangis keras.
Tuhan,
aku malu Tuhan
Tuhan, sementara
doa dari hari ke hari lahir
doa dari jam ke jam lahir
sampai kehitungan detik
sampai yang aku minta lewat doaku sudah lupa
Betapa pelupanya aku
hingga tak terasa pintaku padaMu
ya itu-itu saja. Ku ulang-ulang
jadi doa hafalan tanpa makna
begitu mudah lepas terucap dari bibir
Malu aku Tuhan
Malu
Namun Tuhan,
setiap umatMu yang butuhkan sesuatu
Engkau selalu membuka diri
menyilakan untuk memintanya.
Maka tiada bosan
tiada henti kulantunkan doa-doaku
Tuhan
kalau sekiranya Engkau menghendaki
kabulkanlah doa-doaku
yang kuritualkan ini
-------
Salam Kompasiana salam fiksi salam puisi
*) WAC Sasono si Penyair Sepi
**) di Kebonsari di suatu waktu di suatu hari di tahun itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H