Upaya Pemutusan Rantai Persebaran Covid-19, Mahasiswa KKN Undip Gencarkan Budaya CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dan Sosialisasikan Pembuatan Sabun Cuci Tangan Secara Mandiri

Pembuatan sabun cuci tangan menggunakan bahan-bahan kimia sabun yang dapat dibeli di toko kimia terdekat. Bahan-bahan kimia ini yang sesuai standar pembuatan sabun cuci tangan. Bahan yang terkandung dalam sabun cuci tangan yaitu meliputi Emal N270, Amphitol, NaCl (garam),  Sodium Benzoat, Tergitol NP10, Gliserin, air, dan parfum bila diperlukan. Bahan-bahan kimia ini mungkin terdengar asing bagi masyarakat, oleh karena itu, dianjurkan langsung membeli berupa paket racikan sabun di toko kimia. Biasanya di toko kimia sudah tersedia paket bebrbagai macam sabun, seperti paket sabun cuci piring, dan termasuk pula paket sabun cuci tangan atau istilah trend-nya hand wash. Pada paket sabun tersebut juga terdapat petunjuk cara meracik sabun cuci tangan tersebut. Cara pembuatannya yaitu yang pertama dengan mencampurkan 250 gram Emal N270, 10 mL Amphitol, 125 gram garam (NaCl), dan 25 gram Sodium Benzoat. setelah 4 bahan ini tercampur, dimasukkan 1 Liter air bersih, lalu diaduk sampai berwarna putih kemudian didiamkan selama 24 jam atau sehari di suhu ruangan. Setelah didiamkan 24 jam, warna larutan yang semula putih berubah menjadi bening. setelah bening seperti itu, tambahkan 1 Liter air bersih lagi lalu aduk sampai rata. Jika dirasa terlalu kental, bisa ditambahkan air bersih lagi sebanyak setengah Liter (0,5 L).  Setelah kekentalan sabun dirasa sudah pas dan telah diaduk secara merata, kemudian ditambahkan 2,5 mL Tergitol NP10 dan 5 mL Gliserin, juga bila ingin sabun tersebut beraroma wangi, bisa ditambahkan bibit parfum sebanyak 10 mL (opsional). Takaran tersebut diatas akan menghasilkan sabun cuci tangan sebanyak 2-2,5 L.

Pembagian Hasil Produk Sabun Cuci Tangan (Dokumentasi Pribadi)

Program ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, dan bagi masyarakat tempat mahasiswa KKN, Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada khususnya.

Penulis: Wachidatul Faizah (Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang)

DPL: Dr. Amiruddin, MA.