Mohon tunggu...
Wachid Abdulloh
Wachid Abdulloh Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi A UIN SuKa 2012 @wachidABdulloh

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sekaranglah saat yang tepat ke Air Terjun Sidoharjo

27 Desember 2013   08:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:27 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya sudah cukup kenyang dengan eksplorasi menjelajahi candi-candi di sekitar Yogyakarta. Saatnya mencari hal baru yang belum dilakukan tapi masih berkutat dengan alam. Akhirnya kembali lagi bersama teman saya si Gln kembali merencanakan kegiatan untuk sekedar menjelajah tempat baru yang belum pernah dijamah dan tentunya yang menjadi tempat wisata. Diputuskanlah untuk mendatangi air terjun yang ada di yogya dan sekitarnya. Saat sedang boomingnya Air Terjun Sri Gethuk di Gunungkidul kami malah tidak merencanakan untuk datang kesana. Karena sudah dibuka menjadi wisata yang sangat ramai pengunjung maka menurut berita yang saya baca tarif masuk dan tarif lain pendukung ke tempat air terjun jatuhnya jadi cukup mahal. Maka dari itu kami mencari air terjun yang bernilai ekonomis saja bahkan gratis.

Sahabat Internet

Seperti biasa internet adalah cara utama yang kami jadikan media untuk mencari informasi. Waktu itu kami dapat informasi dari jejaring sosial di salah satu fans page account Yogyakarta, ada postingan tentang air terjun di kulon progo. Namanya Air Terjun Sidoharjo. Karena letak air terjun yang berada di Desa Sidoharjo jadi wajar nama air terjun di samakan dengan nama tempat keberadaanya. Secara Administratif letaknya berada di Dusun Gonolangu, Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonoprogo, Yogyakarta.

Menanjak lagi deh..

Mendengar kata samigaluh sudah bisa disimpulkan kalau daerahnya adalah di perbukitan, lebih tepatnya di jajaran Pegunungan Menoreh di Kab. Kulonprogo. Dengan topografi di daerah ketinggian maka wajar jika ada air mengalir dari suatu ketinggian dan jatuh ke tebing menjadi sebuah air terjun. Pada hari itu Minggu, 14 oktober 2012 (udah lama bingit sih) kami memutuskan untuk kesana, kembali dengan motoran saja. Waktu itu cuaca masih dalam musim kemarau jadi ketika siang sangat terik sekali. Rute yang dilalui cukup mudah.

1.Dari kota yogya silakan menuju ke Kab. Kulonprogo di sebelah barat, misal dari jalan godean anda lurus terus sampai nyebrang sungai progo dan sampai di perempatan nanggulan.

2.a. Dari perempatan tersebut belok kanan (ke utara) arah ke Kalibawang, nanti akan melewati jalan berkelok kelok dan sampai ketemu dengan perempatan Dekso.

b. Atau jika anda dari Minggir langsung saja menyebrang jembatan yang terbilang baru dan langsung sampai di perempatan Dekso.

3.Dari perempatan Dekso ambil jalur ke barat yaitu arah ke samigaluh

4.Melewati jalan yang berkelok kelok dan menanjak sampai ketemu dengan tanjakan yang di sebelah kanan jalan (utara) ada jalan ke kanan dan ada plang MTs Sidoharjo. ambil jalan ini dan lurus terus sampaiketemu dengan sekolah MTs tersebut

5.Sesampainya di MTs Sidoharjo disebelahnya ada jalan yang naik menuju perkampungan ambil jalan ini. Tidak usah bingung karena sebelum naik ada papan nama petunjuk bahwa ke arah air terjun naik ke atas lewat jalan ini.

Kendaraan bisa anda titipkan di rumah yang dekat dengan jalann setapak menuju lokasi air terjun. Waktu menitipkan motor sudah ada motor di luar yang tampaknya juga pengunjung ke air terjun.

[caption id="attachment_301735" align="aligncenter" width="300" caption="melewati pegunungan"][/caption]

Langsung saja kami bergegas untuk mencapai lokasi. Sebelum masuk ke jalan setapak sudah ada papan petunjuk ke air terjun, jadi tidak usah khawatir kalau salah jalan bahkan kesasar. Jalan setapak ini kurang lebih 500m jadi sabar aja pasti ada kok air terjunnya di depan.

Tak ada “Air yang Terjun”

Menurut beberapa sumber tempat ini sering ada orang yang lagi memadu kasih dengan pasangannya, anak muda yang sedang pacaran, atau terserahlah nyebutnya apa. Dan sebagai bukti nyata sebelum nyampai ke lokasi tapatnya curug (air terjun) sudah ketemu dengan sepasang muda-mudi dan tak lupa mereka menyapa kami dan kami balas dengan sapa balik yang ramah.

[caption id="attachment_301717" align="aligncenter" width="300" caption="air terjun ketika nggk ada airnya (dok.pribadi)"]

13882175671431595420
13882175671431595420
[/caption]

Lebih dekat lagi terlihat tebing yang klihatannya itu adalah tempat air terjunnya. Tapi apa yang terjadi ??? apakah air terjunnya hilang ?? dicuri oleh bangsa jin botol??. Tidak dan itu mustahil, hehehe. Sungguh kurang beruntung banget kali ini air terjunnya sedang kering. Tak ada satu tetespun air yang jatuh dari atas. Duh dek bisa dibilang sial karena niatnya mendapatkan kesegaran dari air terjun tapi yang didapat malah sebaliknya.

[caption id="attachment_301716" align="aligncenter" width="300" caption="air terjun ketika nggk ada airnya (dok.pribadi)"]

13882172562072559004
13882172562072559004
[/caption]

Cuaca waktu itu lagi panas banget walaupun sudah masuk bulan oktober tapi belum masuk musim hujan. Musim penghujan waktu itu masuknya agak telat. Jadi gini, menurut penuturan warga sekitar bahwa air terjun tersebut airnya deras kalau lagi musim penghujan (seperti sekarang inilah waktu yang tepat ke air terjun sidoharjo) jadi wajar saja kalau pas kesana airnya bener-bener gak ada yang jatuh dan kering kerontang

[caption id="attachment_301718" align="aligncenter" width="300" caption="air terjun ketika nggk ada airnya (dok.pribadi)"]

1388217810463786370
1388217810463786370
[/caption]

Tapi ya sudahlah udah sampai di tempatnya tidak afdol kalau tidak mengabadikan momen dalam sebuah foto. Jepret jepret ala kadarnya dan berfoto di depan lokasi tampak aneh saja karena nggk ada air yang terjun sama sekali. Wagu kalau dalam bahasa jawa. Air terjun yang tingginya kurang lebih 75 meter dan dengan kemiringan tebing 90 derajat menjadikan air terjun ini kalau lagi ada airnya akan jatuh dari atas sangat indah tanpa terhalang apapun.

[caption id="attachment_301713" align="aligncenter" width="300" caption="ini juga pas waktu ada airnya (foto:minjem tetangga sebelah)"]

1388216943499989304
1388216943499989304
[/caption]

Maka dari itu bila ke air terjun ini sebaiknya berkunjung pada musim hujan, karena pada saat itu debit air sedang banyak-banyaknya dan memberikan pemandangan yang lebih memuaskan. Bisa bermain air dibawahnya sambil mandi (ciblon)

[caption id="attachment_301710" align="aligncenter" width="300" caption="pas lagi ada airnya (foto:minjem dari tetangga sebelah)"]

13882164151670252169
13882164151670252169
[/caption]

Pemandangan alam disekitar air terjun juga tidak kalah menarik dibandingkan dengan air terjunnya. Gugusan perbukitan yang cantik jadi lanskap yang manarik untuk dijadikan objek foto. Kesimpulan saya waktu itu adalah Air terjun Sidoharjo ini memang belum banyak orang yang tahu sehingga kondisinya masih alami, asri dan bersih dari sampah-sampah. Tempat ini layak untuk di kunjungi “kembali”. Asik buat pacaran, upss. Namun satu tahun yang lalu bisa saja berbeda dengan sekarang, tentu apa saja bisa terjadi. Tapi yang pasti saya harap tempat ini akan tetap terjaga seperti saat masih sepi atau bahkan sekarang yang sudah mulai terkenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun