Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aku Melawan Aku

5 November 2024   00:22 Diperbarui: 5 November 2024   00:42 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang hidup ini seumpama permainan catur yang absurd, di mana lawan yang kita hadapi itu... ya, diri kita sendiri. Ndak ada pilihan lain. Gelem ora gelem, suka nggak suka, seringnya kita harus melawan diri sendiri. Bukan cuma soal ego, keinginan-keinginan manis tapi kadang absurd, tapi juga tentang gimana kenyataan hidup seringnya hadir tanpa perlu meminta izin pada kesiapan pribadi kita.

Realitas datang, tanpa aba-aba, tapi langsung jejelin kita dengan rasa puyeng, tekanan, dan perasaan ndak nyaman. Tapi ya gimana, ndak ada opsi buat "skip"atau "next." Adanya kita cuma bisa satu hal: yaitu ngelakoni tanpa kuasa reques.

Ambil contoh sederhana. Misalnya kita lagi niat banget buat hemat dan nabung. Udah bikin resolusi mau lebih mindful, ndak lagi boros jajan kopi. Eh, baru lewat tiga hari niat itu dibangun, tiba-tiba aroma kopi latte dari kedai depan kantor menyapa hidung. Langsung muncul bisikan kecil, "Ya ampun, hidup cuma sekali! Masak segelas kopi aja nggak boleh?" Tapi di sisi lain, ada suara penuh kebijaksanaan yang muncul dari lubuk hati: "Hemat, bro. Ingat nabung!"

Momen inilah saat fenomena perang badar terjadi. Di satu sisi, kadang kita merasa berhak menikmati hidup, dengan asumsi masa nabung melulu, kapan senangnya? Di sisi lain, ada kenyataan pahit soal isi rekening yang kalo bisa ngomong pasti udah protes keras, "Sadar, dong! Ini beneran abis gajian apa nggak?? Yakin, deh. Mumeeeet!

Atau gimana kalau kita udah niat bangun pagi buat olahraga, biar hidup sehat. Alarm bunyi jam lima, tapi baru satu mata kebuka, otak langsung berbisik, "Setengah jam lagi nggak apa-apa, kok." Lima menit kemudian, ranjang yang tadi biasa aja jadi terasa kayak kasur bintang lima. Akhirnya, kita pun bangkit... jam tujuh pagi. Olahraga gagal, dan kita kembali geleng-geleng, "Kok bisa ya aku kalah sama kasur?"

Melawan diri sendiri bukan cuma soal kapan kita berani bilang "tidak" untuk hal-hal yang cuma bikin senang sesaat, tapi juga soal berani bilang "iya" ke hal-hal yang nggak selalu menyenangkan, tapi bikin hidup lebih tertata. Nggak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa bilang kalau melawan ego itu gampang. Justru seringnya kita berakhir dengan kepala pening, nyesek di dada, karena harus jalanin yang bener meski rasanya berat. Tapi kita belajar menerima semua itu karena realitas nggak peduli ego kita pengen apa. Hidup nggak nunggu kita siap buat disiplin, hidup ya jalan aja.

Mengakui bahwa kita harus melawan diri sendiri sebenarnya adalah tanda kalau kita punya kedewasaan. Ini seperti kita ngerti kalau hidup nggak akan selalu nurut sama kemauan kita. Terkadang, kita harus "maksa diri sendiri" buat nyelesain tugas, meskipun sebenernya udah nggak tahan. Terkadang, kita harus melawan rasa malas dan memilih olahraga. Dan terkadang, kita harus bilang "enggak" sama hal-hal yang terlihat menggiurkan, tapi sebenarnya nggak bermanfaat.Jadi gimana caranya kita bisa "menikmati" semua perasaan campur aduk ini? Mungkin caranya ya dengan sedikit humor. Bayangkan aja kalau setiap kali kita punya dilema, kita kasih judul kayak serial drama Korea: "Antara Latte dan Tabungan," atau "Aku vs Alarm." Kadang, ketawa kecil itu bisa jadi penyelamat, bikin kita sadar kalau hidup memang penuh godaan dan tantangan kecil ini adalah bagian dari paketnya.

Akhirnya, mungkin ini pesan yang paling relevan: nggak perlu terlalu keras sama diri sendiri, tapi juga jangan gampang nyerah. Melawan diri sendiri itu bukan berarti menang atau kalah, tapi lebih kayak latihan sabar dan ngerti, bahwa hidup ini adalah tentang memilih jalan yang lebih bikin kita berkembang. Kadang kita memang kalah, kayak pas makan martabak tengah malam meski niatnya diet. Tapi ya sudahlah, terima, tertawa, lalu coba lagi.

Karena hidup ini bukan soal menang terus, tapi gimana kita bisa belajar dari perang batin itu, dan jadi versi diri sendiri yang sedikit lebih baik setiap hari. Ya, pada akhirnya selamat berjuang kawaaaaan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun