Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Drama Pertalite: Antara pembatasan Akses dan Waktunya Memikirkan Kendaraan Listrik

6 Oktober 2024   16:17 Diperbarui: 6 Oktober 2024   16:28 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

 

Akhir-akhir ini, banyak orang mulai waswas soal harga BBM, terutama Pertalite. Isu pembatasan Pertalite mulai bergulir dengan lebih serius. Bayangkan, Pertalite yang selama ini jadi "bensin sejuta umat," makin ke sini bakal terasa lebih susah diakses, lebih mahal, dan bakal lebih ribet diisi gara-gara peraturan yang terus berubah bagai lampu bangjo.

Belum lagi, saat saya berkunjung di pertamina daerah tempat saya tinggal, sudah ada wacana pelarangan beberapa merek motor/mobil yang dilarang mengisi BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Biosolar. Utamanya, motor yang CC nya lebih dari 250 dan Mobil yang di atas 1400 CC.

BBM Bersubsidi Makin Memusingkan

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, akhirnya buka suara soal isu pembatasan pembelian Pertalite dan Solar yang lagi santer dibicarakan. Katanya, rencana ini bakal resmi diterapkan mulai 1 Oktober 2024. Tapi tenang, sebelum aturan ini bener-bener berlaku, pemerintah masih sibuk nggodok kriteria siapa aja yang berhak beli BBM subsidi ini.

Bahlil juga memastikan, sebelum peraturan diterapkan, bakal ada sosialisasi dulu biar masyarakat nggak kaget. "Iya, memang ada rencana begitu. Tapi tenang, sebelum diterapkan, kita kasih waktu buat sosialisasi dulu," jelas Bahlil.

Selama menunggu keputusan itu, antrian, stok yang sulit ditebak, dan kerunyaman lainnya saat mengisi BBM bersubsidi, akan terus menghantui. Entahlah, Birokrasi sedang memikirkan apa. Katanya Efesiensi, agar tepat sasaran, dan sejenisnya. Nyatanya, orang-orang kecil, di desa-desa makin kemut-kemut berkat simpang siur peraturan yang nggateli ini.

Ditambah lagi, inflasi dan lonjakan harga minyak dunia bikin pemerintah kian pusing. Mereka harus mengurangi beban subsidi BBM yang makin membengkak. Pada 2023 saja, subsidi energi tembus lebih dari Rp500 triliun. Hasilnya? Pertalite akan makin mahal, atau paling tidak makin dibatasi aksesnya. Jadi, siap-siap aja kalau harga Pertalite nggak lagi bisa diandalkan buat ngirit.

Nah, dengan segala drama Pertalite ini, kenapa kita nggak mulai melirik kendaraan listrik aja?

Kendaraan Listrik Bisa Jadi Pertimbangan Rasional

Di tengah drama Pertalite ini, ada satu solusi yang mulai naik daun: kendaraan listrik. Memang, motor dan mobil listrik masih dianggap barang mewah, tapi pemerintah sudah mempersiapkan berbagai insentif agar kendaraan ramah lingkungan ini lebih mudah dijangkau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun