Menjadi sebuah quotes yang khas bila kita bertemu, membaca bio, dan sejenisnya bila itu tentang Arif Prasetyo. Sebuah kata-kata sakti yang berbunyi "Setiap gerakku adalah karya" menjadi jimat dan sumber kekuatan seorang Arif dalam mengarungi proses kehidupannya. Tentu semua itu juga berkat doa, dukungan, dan contoh dari orang tuanya yang sukses mendidiknya menjadi figur yang mandiri dan memiliki berbagai prestasi.
Saat penulis menanyakan mengenai makna "Setiap Gerakku adalah Karya," Arif menjawab bahwasannya ia berupaya untuk menjadikan tiap-tiap langkah, gerak, dan proses kehidupannya adalah sebuah karya. Bukan soal karya monumental, seperti piala, uang, teropi, dan sebagainya. Melainkan juga karya-karya yang itu hanya kita sendiri yang bisa merasakannya.
Sudah semenjak sekolah dasar, Arif berupaya menjadikan peribadi yang tidak pernah puas pada sebuah pencapaian. Karena baginya berkarya adalah suatu hal yang tidak boleh berhenti, sebab bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang di sekelilingnya. Mulai perlombaan, panitia event, organisasi, penelitian, berkesenian, dan sebagainya menjadi salah satu upaya agar dirinya tetap produktif dalam berkarya.
"Aku selalu berupaya tetap berkarya, mas. Apa pun bentuknya. Misal aku diajak joging, diajak buat podcast, diajak bikin karya, dan sebagainya, pasti aku upayakan untuk, Laksanakan, gasss! Karena bagiku mengupayakan kesehatan bagi tubuh juga berkarya. Karena karya itu bukan hanya soal kebanggaan, medali, piala, uang, dan sebagainya. Kita bisa mencintai diri sendiri itu juga sudah termasuk berkarya," tutur Arif.
Dengan spirit quotes, doa orang tua, harapan, dan cita-cita kini Arif telah memiliki berbagai pencapaian yang membanggakan. Baik untuk keluarga, sahabat, daerah, dan khususnya Indonesia. Hal itu dibuktikannya dengan pementasan Band Puser Bumi di Bangkok Thailand sebagai salah satu perwakilan karya seni pada 2017, aktor film salah satunya di film "Masih Tanda Tanya", sutradara film, memenangkan Perlombaan panggung talenta yang diselenggarakan oleh perkumpulan Lions Club Internasional di kantor Walikota Jakarta Selatan pada 2024, Melanjutkan studi S2 lewat jalur LPDP, dan sebagainnya menjadi beberapa kisah prestasi Arif Prasetyo di hari ini.
Arif, lewat akhir sesi wawancara menitipkan pesan pada penulis, untuk menyebarkan pesan dan nasehatnya kepada adik-adik difabel di seluruh Indonesia. Yaitu sebagai difabel kita harus membela hak dan kesejahteraan sosial yang harus terus diperjuangkan. Hal itu lewat penerimaan diri secara penuh, jangan malas berkarya, perluas pergaulan, jangan menjadi orang yang gemar mendiskriminasi, dan bangun motivasi yang kuat lewat diri kita sendiri. Bentuk sosial inklusif di mana pun kita berada. Jangan takut, bila kalian terbentur sebuah kegagalan. Karena gagal adalah sebuah proses menuju keberhasilan. Terus belajar, berkarya, dan berupaya sampai perlahan prestasi menghampiri kita dengan mantap!
Artikel saya ini sebelumnya pernah terbit di solidernews.com, dengan judul "Arif Prasetyo, Difabel Netra yang Abdikan Diri Pada Kekuatan Berkarya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H