Â
Â
Malam tiada cahaya itu, selalu nampak indah apa bila bintang muncul. Hadir, luruh, dan saling bersahutan kedip. Aku bukan menggambarkan kamu seperti fannanya gemintang. Melainkan ukiran indah pikiran manusia tentang bintang, itulah dirimu.
 Â
Cumbuan gemintang
Â
Kerlip indah tiada yang lebih indah dari taburan gemintang
 saling mencumbu dan menyatu syahduÂ
meski berselimut hitam pekat angkasa
tapi pendarnya selalu belai hati manusia
Â
Kedip gemintang indah merayu
Saat kusematkan rinduku di kerlip itu
Hingga Para bidadari pun cemburu
Pada dirimu yang terpatri di hatiku
Â
Biarlah seperti itu
Yang kutahu kamu itu aku
Karena tuhanku memahat indahmu
Bagai senyum juta gemintang
Â
Sleman, 28 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H