Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Book

Berdamai dengan Diri Sendiri: Seni Menerima Diri Apa Adanya

12 Juni 2023   05:30 Diperbarui: 12 Juni 2023   06:15 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Kita di ajak untuk memandang kekurangan itu sebagai rahmat. Kalau kita bisa berhasil dengan segala kekurangan, maka itulah prestasi yang lebih besar daripada prestasi yang sebatas buih duniawi. Tuhan sudah memberikan ketentuan akan peranan setiap makhluk ciptaan-Nya.

Pada bab tiga, kita akan diajak untuk menyelami pribadi kita secara lebih mendalam. Mulai memahami di mana kita memiliki sisi kelemahan dan sisi kelebihan. Yang selanjutnya, kita dituntun untuk menemukan kelebihan secara lebih dalam, untuk menggali potensi. 

Empat hal yang dapat saya hadirkan di sini: coba renungkan, a) apa yang sering kamu lakukan? B) apa yang paling membuatmu asyik? C) apa yang menurutmu paling mudah dikerjakan? Dan d) apa impianmu? Pertanyaan tersebut, sebenarnya bisa membentuk pola untuk mengenali potensi yang kita miliki. Ingat! Di surah Al-Insyirah di jelaskan jika setiap kesulitan itu ada kemudahan, yang petunjuk itu di ulang dua kali.

Pada bab empat, kita juga diajarkan bagaimana cara pandang yang bijak untuk menyikapi prestasi orang lain. Kita itu memiliki jalan masing-masing. Sudah tentu, pencapaian itu tidak dapat di sama-samakan antara satu orang dengan orang lain. 

Kalau kita mau tekun pada potensi yang jelas ada pada diri kita, atas perenungan bab sebelumnya, meskipun potensi yang di titipkan tuhan kepada kita itu kecil bagi orang lain, tetapi itulah yang akan bisa merubah hidup kita. Dari yang kecil pasti mengarah pada keberhasilan yang besar. Jadi iri itu tidak perlu lagi!

Bab terakhir, akan ditekankan lagi, tentang kesadaran bahwa kita adalah kita, bukan orang lain!Dengan memperkuat identitas diri yang sudah kita kantongi, meski harus berproses sedikit demi sedikit, yakinlah kalau kita sudah berusaha, Allah pasti mengetahui.  Kemudahan dan prestasi itu akan kita temui jika kita semakin dalam dan terus berusaha mengenali dan meningkatkan potensi pribadi.

Secara keseluruhan buku ini cukup membantu saya dalam mengarahkan layar kehidupan. Isi yang tidak penuh teori, bahasa yang ringan, serta narasi yang mengalir, cukup membuat saya terkesan dan tidak menyesal meminang buku ini.

Dari keunggulan di atas, tidak serta-merta menghilangkan kekurangan dari buku ini. Sesuai pembahasan isi buku kalau tidak ada yang sempurna di dunia ini. Saya menyoroti bagian-bagian aplikasi dari tiap-tiap cara itu masih kurang. 

Seharusnya juga di sertakan tahapan yang lebih sepesifik dan penanaman kesadaran  harus di perkuat lagi. Harusnya ada peringatan dan cara mengatasi bila kita belum mencapai pada konsep yang sudah di paparkan. Carikan alternatif lain yang bisa memberikan arahan yang berakhir dengan tujuan yang sama. Terlepas dari semua itu, buku ini tetap bisa di nikmati dan membawa dampak positif untuk pembacanya.

Data Buku

Judul Buku: Berdamai Dengan Diri Sendiri: Seni Menerima Diri Apa Adanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun