***
Aku mencintai Andre , tapi sebisa mungkin aku hilangkan setiap rasa yang bergejolak di hati. Karena aku takut kehilangannya. Aku tak mau dengan mencintainya aku akan kehilangannya. Aku ingin menjadi sahabat selamanya. Aku tak ingin dalam larut dengan perasaan itu. Aku tak ingin menjadi kekasihnya, jika akhirnya kami berpisah. Bagiku dia terlalu berharga.
Aku sangat sedih ketika dia meminta padaku untuk tidak meminta lagi padanya. Aku tak ingin dia terintimidasi dengan seorang Aji. Padahal bagaimanapun aku akan selalu mengutamakannya dibanding Aji. Kau tahu mengapa aku menerima Aji hari itu. ? Karena aku ingin menghilangkan perasaan yang tidak wajar ini terhadapmu. Aku hanya terlalu takut untuk kehilanganmu.
***
Kau tahu semakin hari hatiku semakin sesak. Aku kalah, patah hati, dan terluka setiap aku melihat kau dan Aji. Mungkin aku yang salah mempunyai perasaan ini padamu. Seharusnya aku bisa sepertimu yang dengan mudah jatuh hati pada lelaki lain. Seharusnya aku bisa punya hatimu sepertimu.
Ay, maafkan aku tak bisa melihat potongan adegan-adegan mesramu bersama Aji di depan mataku. Aku lebih baik sembunyi atau sekalian lari. Aku tak bisa lagi berpura-pura baik-baik saja dengan perasaan yang semakin menggerogoti ini. Maafkan aku yang harus menjauh.
***
Mungkin kesalahan terbesarku adalah jatuh cinta padamu, sahabat terbaikku. Kini aku harus rela melihat kau perlahan menjauhiku. Bukan karena perasaan itu ternyata. Tapi karena aku yang tidak terlalu berani mencintaimu secara terang-terangan. Aku yang takut kehilanganmu. Tapi kini kau benar-benar meninggalkanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H