Jelas, jika nanti pohon-pohon akan habis dan lingkungan akan terasa gersang. Kemudian jika proyek PLTU telah rampung dan beroperasi, dampak akan terjadi pula dan dengan jangka waktu yang panjang. Seperti polusi udara, udara jadi gersang dan sebagainya.
Selain itu dampak lainnya dalam kerusakan alam adalah dari hasil tangkapan ikan nelayan di sekitar area PLTU tersebut khususnya di Dukuh Roban sendiri.Â
Jika dibandingkan dengan sebelum adanya PLTU, sekitar perairan tersebut masih terdapat banyak ikan dan ekosistem bawah laut masih terjaga, sedangkan sekarang hasil tangkapan ikan sedikit berkurang karena adanya lalu lalang kapal tongkang dan tercemarnya perairan di wilayah tersebut. Dan kini nelayan juga dibatasi wilayah untuk menangkap ikan dengan diberi tanda pelampung oleh proyek PLTU.
Para nelayan tersebut juga mengeluh dengan adanya kerusakan pada alat perangkap ikan dikarenakan terkena bongkahan batu bara yang jatuh ke dasar laut.Â
Hal ini dapat merugikan para nelayan yang terkena dampak dari serpihan batu bara yang mengenai jaring, karena kerusakan tersebut akan menambah biaya pengeluaran nelayan untuk memperbaiki sedangkan hasil tangkapannya sedikit berkurang tidak seperti biasanya. Masalah tersebut merupakan salah satu alasan untuk menuntut pemerintah agar memberikan solusi yang terbaik untuk keseimbangan.
Kabupaten Batang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki garis pantai utara terpanjang se Jawa Tengah. Letak daerahnya yang strategis berada di tengah-tengah pulau jawa serta wilayah tepi pantainya yang beragam, ada yang berpasir serta ada yang berbatu dan juga tebing menjadikan wilayah tersebut menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk mendirikan proyek nasional strategis.Â
Di sisi lain di wilayah Kabupaten Batang juga memiliki komunitas nelayan yang cukup banyak, sebagian besar berada di wilayah pesisir Kabupaten Batang. Adanya proyek nasional strategis tersebut menjadi bersinggungan dengan komunitas nelayan di sekitar pantai utara.Â
Salah satunya proyek nasional PLTU Kabupaten Batang, yang sampai saat ini masih belum menemui titik temu kesepakatan antara pemerintah dengan komunitas nelayan. Padahal proyek nasional tersebut merupakan suatu kebutuhan utama dalam memenuhi energi listrik untuk seluruh wilayah Jawa-Bali.Â
Mengingat kebutuhan konsumsi listrik nasional, kini pemerintah membangun proyek pendukung kebutuhan pasokan energi. Salah satunya dengan cara mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).Â
Pembangkit listrik tersebut dihasilkan melalui proses pembakaran batu bara yang kemudian uap hasil pembakaran akan menghasilkan energi kinetik atau gerak yang memutar turbin pada instalasinya dan kemudian akan menghasilkan energi listrik mentah yang nantinya akan di distribusikan ke gardu-gardu atau stasiun listrik PLN atau Perusahaan Listrik Nasional.Â
Hasil energi listrik itulah yang nantinya akan kita manfaatkan sesuai kebutuhan. Pembangunan proyek PLTU di Indonesia cukup banyak, terutama di kawasan pulau jawa yang padat penduduk. Kawasan padat penduduk dengan kebutuhan energi listrik yang meningkat.Â