Social media merupakan sistem digital atau media yang memungkinkan orang-orang untuk berbagi informasi melalui identitas. Berbeda dengan media konvensional, sosial media memungkinkan adanya informasi dua arah yaitu komunikator dan komunikan. Sosial media dikenal juga dengan sebutan jurnalisme warga atau participatory journalism.
Participatory journalism yaitu orang-orang yang bukan bekerja sebagai jurnalis namun memiliki peran dalam menyebarluaskan informasi. Karakteristik dari sosial media yaitu:
- Communication/Conversation
- Interactivity/Connectivity
- Community
- Fun
- Personal
- Engagement
- Sharing
- ParticipatoryMedium
Sosial media atau jurnalisme warga bukanlah bagian dari jurnalisme. Hal ini dikarenakan sosial media tidak memiliki verifikasi dan unsur 5W + 1H dalam penulisan sebuah berita. Salah satu tugas utama dari seorang jurnalisme yaitu menyampaikan informasi kepada publik sedemikian sehingga publik dapat mengambil keputusan yang berakibat baik bagi hidupnya (Kovach and Rosenstiel, Elemen Jurnalisme, 2001)
Ada 11 tingkatan jurnalisme warga yaitu:
- Membuka komentar publik
Pada tingkat yang paling sederhana, komentar pengguna menawarkan kesempatan bagi pembaca untuk bereaksi mulai dari mengkritik, pujian, atau menambah apa yang diterbitkan oleh wartawan profesional.
- Jurnalisme warga bersifat add-on reporter
Sebuah langkah kecil menaiki tangga adalah untuk merekrut warga add-on kontribusi untuk cerita yang ditulis oleh wartawan profesional. Maksudnya yaitu lebih dari hanya menambahkan link "User Comments".
- Pelaporan Open-source
Yaitu kolaborasi antara jurnalisme dan pembaca. Liputan melibatkan warga yang dianggap menguasai warga.
- The citizen bloghouse
Sebuah cara yang bagus untuk mendapatkan warga yang terlibat dalam situs Web berita adalah hanya mengundang mereka untuk blog untuk itu. Sejumlah situs berita melakukannya sekarang, dan beberapa blog warga secara konsisten menarik dibaca.
- Newsroom citizen ‘transparency’ blogs
Newsroom yang aksesnya dibuka secara umum sehingga dapat diakses berbagai kalangan
- Situs jurnalisme warga berdiri sendiri: versi Diedit
Membangun sebuah situs Web berita-oriented yang terdiri seluruhnya atau hampir seluruhnya dari kontribusi dari masyarakat.
- Situs jurnalisme warga berdiri sendiri: versi yang belum diedit
Model ini identik dengan No 6, kecuali bahwa kiriman warga tidak diedit. Apa yang orang tulis di situs: mulai dari kalimat tidak pantas, salah ejaan dan semua. Dengan model ini dari situs warga-jurnalisme berdiri sendiri, penting untuk memiliki perlindungan terhadap konten yang tidak pantas untuk diposting.
- Menambahkan edisi cetak
Sejumlah surat kabar telah mencoba ini, menggunakan edisi cetak didistribusikan secara bebas seminggu sekali sebagai insert ke dalam kertas tradisional harian atau mingguan, atau sebagai produk cetak yang berdiri sendiri dikirim ke depan pintu rumah orang dan / atau dikirimkan ke pengecer lokal dan ditempatkan di kotak berita untuk konsumen untuk mengambil.
- Hibrida: Pro + jurnalisme warga
Menciptakan organisasi berita yang menggabungkan jurnalisme warga dengan pekerjaan profesional. Korea Selatan situs OhmyNews adalah contoh terbaik dari pendekatan ini.
- Mengintegrasikan warga dan pro jurnalisme di bawah satu atap
Sebuah situs berita Web terdiri dari laporan oleh wartawan profesional langsung bersama kiriman dari warga sehari-hari.
- Wiki jurnalisme: Dimana pembaca editor
Memungkinkan setiap orang untuk menulis dan mengirim berita, dan siapa pun untuk mengedit setiap cerita yang telah diposting.
Salah satu sosial media yang digunakan seorang wartawan yaitu twitter. Melalui akun social twitter kita dapat melihat apakah wartawan tersebut mewakili anda, diri sendiri, atau bahkan sebagai reporter?. Tidak hanya itu melalui akun sosial media tersebut juga dapat digambarkan apakah untuk program berita yang dijadwalkan secara rutin? Apakah itu untuk seluruh organisasi berita?. Dengan demikian seorang wartawan yang menggunakan akun sosial media harus memilih salah satu identitas yang digunakan dan tidak boleh menggunakan lebih dari satu. Wartawan yang menggunakan sosial media harus konsisten dengan identitas yang telah dibuat dalam akun sosial . tersebut. Salah satunya yaitu Omarchatriwala yang menyebutkan identitasnya sebagai mantan jurnalis di Al-Jazeera.
Tujuan dari penggunaan akun twitter tersebut yaitu membantu redaktur akan isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan atau menjadi trending topic melalui followers di twitter. Dengan demikian redaktur dapat mencari topik-topik yang akan menjadi fokus di newsroom. Penggunaan akun sosial media seperti twitter pada media surat kabar menunjukkan perkembangan yang begitu pesat.
Dalam pembuatan konten di sosial media harus diperhatika isi yang dibuat atau yang lebih dikenal dengan sebutan user-generated content (UGC). Adanya UGC tidak hanya pada situs-situs media melainkan dapat dilihat dari dengan control yang dilakukan yaitu melalui pendaftaran pengguna, hak untuk menghapus mengambil UGC dari luar media website (kapan ini baik-baik saja? dan berpartisipasi serta berinteraksi dengan pengguna di luar media website.
Sumber:
Materi seminar Prof. Mindy McAdams, University of Florida
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H