Mohon tunggu...
HIMUN ZUHRI
HIMUN ZUHRI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Penulis

Himun Zuhri seorang aktivis yang saat ini sebagai kuli tinta

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Bupati Meranti yang Di-OTT KPK, Nama Merangin Ikut Tenar

10 April 2023   08:00 Diperbarui: 10 April 2023   07:58 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jagat raya sempat dibuat heboh atas Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK RI terhadap Bupati Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, pada Jum'at (7/4/2023).

Kehebohan itu lebih mengejutkan lagi bagi warga Meranti juga bagi warga Merangin, dalam pepatah adat 'takejut diurang tagamang diawak'.

Betapa tidak, karena judul pada program Breaking News di TV berita nasional sekelas Metro TV tertulis "KPK Tetapkan Bupati Merangin Tersangka".

Padahal, yang tersangka Muhammad Adil sang bupati Meranti yang sebelumnya sempat heboh atas pernyataannya yang menyebut Kemenkeu diisi Iblis.

Tak hanya, Metro TV yang menyebutkan Bupati Merangin tersangka hal yang sama juga tertulis jelas di beberapa media online dan saat di searching di google masih ada.

Metro TV memang sudah melakukan koreksi dan meminta maaf kepada Pemkab Merangin namun narasi dari Metro TV koreksi ini sesuai permintaan Pemkab.

Sepertinya, murni bukan pengakuan atas kesalahan dari pihak Metro TV karena jelas-jelas bahwa nama Muhammad Adil itu bupati Meranti bukan bupati Merangin yang namanya H. Mashuri.

Dengan kejadian ini, timbul berbagai asumsi dan pikiran liar dibenak kita semua diiringi pertanyaan-pertanyaan yang sedikit membuat kita kian penasaran.

Pertama, apa yang dipikirkan oleh tim redaksi Metro TV, sehingga menulis nama kabupaten Meranti itu jadi Merangin, karena namanya mirip rasanya tidak juga.

Yang jelas nama Merangin sudah terbilang populer diantara 416 Kabupaten di Indonesia, artinya ini bukan karena typo tetapi tertulis nama Merangin bukan Meranti.

Meski begitu, nama Merangin-nya memang populer berarti (maaf) nama bupatinya tidak, karena didalam narasi berita tertulis Tersangka Muhammad Adil sebagai bupati Merangin.

Jika bupatinya populer tentu tak mungkin salah pasang kalimat nama bupati dan nama daerahnya terbukti tidak sinkron. Itu terjadi di beberapa media, baik TV maupun online.

Kedua, ada apa dengan Merangin sehingga bisa salah tulis pada saat berita kasus OTT KPK, mengapa tidak salah tulis di berita lain, saat bupati Meranti marah dengan Kemenkeu.

Apakah ini sinyal, apakah ada pesan tersendiri bagi Merangin atau ini lampu kuning?, sebab ada teman yang berseloroh dengan mengirim pesan kepada saya.

"Ini bukti omongan mang Firli tidak didengar bawahan, disuruh ke Merangin anak buah buah nangkap di Meranti. Pesan sudah sampai ke Metro TV" ini guyonan dari dia, logiskah?.
 
Sebab, kejadian OTT bupati Meranti terjadi bertepatan sehari setelah KPK menggelar Rakor di Jambi bersama bupati/walikota se-Provinsi Jambi pada Kamis (6/4/2023).

Dalam kasus bupati Meranti terkait tiga kasus, pertama pemotongan anggaran dinas, kedua terima fee dari pemenang tender biro perjalanan umroh dan ketiga menyuap auditor BPK Riau agar dapat WTP.

Kasus-kasus seperti ini rasanya bukan sesuatu kejadian yang langka di daerah-daerah di Indonesia, dan rasanya perbuatan semacam ini telah menjadi rahasia umum.

Tinggal KPK mau mengarahkan busur panah penindakan hukum-nya ke daerah mana?, dan bagi lembaga superbody ini sangat gampang, ia punya 'mandat' bisa menyadap percakapan.

Dengan hebohnya kasus Meranti ini, Merangin ikutan tenar saja, tetapi jangan berbesar hati dulu karena tenarnya kasus ini barang pasti masuk juga ke pikiran KPK.

Mungkin saja, "Oh, Merangin dimana Merangin ya, oh ya kemarin ada juga laporan masuk dari Merangin" ini contoh misalnya karena nama Merangin telah tersebut di berita-berita.

Pemkab Merangin harus segera clear-kan persoalan ini, minta segera hak koreksi kepada semua media yang telah salah menulis berita dan menyebut bupati Merangin.

Jika tidak, maka isu ini semakin liar sehingga ribuan kali diucapkan pembaca dan kita dikuatirkan nanti menjadi kata-kata, bukankah pepatah mengatakan kata-kata adalah do'a.

Wallahualam atau wallahualam bish-shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun