Mohon tunggu...
Veta Lambiombir
Veta Lambiombir Mohon Tunggu... Full Time Blogger - -

Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional di Universitas Darussalam Gontor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Perang, Jihad, dan HI dalam Perspektif Islam

27 Oktober 2019   14:06 Diperbarui: 27 Oktober 2019   14:14 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam merupakan sebuah agama yang damai. Meskipun selalu dikaitkan dengan peperangan dan pertumpah darahan, Islam sejatinya agama yang membenci kekerasan. Dalam Islam perang tidak merupakan suatu hal yang sangat tidak di kehendaki, namun juga tidak mutlak dilarang. Pasalnya, Islam merupakan opsi terakhir yang dapat dipilih jika upaya damai atau upaya penyelesaian kasus-kasus sebelumnya tidak berhasil ditempuh. Sejatinya, perang dalam Islam lebih kepada strategi defensif atau pertahanan. Dalam Islam perang offensive dilarang, karena perang hanya bertujuan untuk memerangi kedzaliman dan bukan semata-mata untuk kekuasaan melalui sebuah ekspansi wilayah.

Perang yang sebenar-benarnya dalam Islam merujuk pada masa Rasulullah dan juga para sahabat, Khulafaurrasyidin. Hal ini dibuktikan sepanjang dakwah Rasulullah sangat jarang bahkan hampir tidak ada peperangan , meskipun kondisi beliau ketika dakwah di Makkah pada saat itu sangat membahayakan. Rasulullah melakukan peperangan setelah turunnya ayat tentang peperangan, tepatnya tahun ke 2 Hijriyah. Peperangan dalam Islam diperbolehkan oleh Allah sesuai dengan apa yang telah tertulis dalam firman Allah di Q.S An-Nisa ayat 84. Selain itu, dalam Q.S An-Nisa ayat 77 menggambarkan bagaimana perintah  Allah untuk menahan diri dari peperangan. Hal ini menandakan bahwa perang bukanlah opsi utama dalam Islam.

Meskipun dalam kondisi berperang, umat muslim dilarang untuk mengikuti hawa nafsunya. Terdapat banyak aturan dalam peperangan dan tentu saja sesuai dengan sumber pedoman utama yaitu Al-Qur'an dan Hadist. Selalu ada etika dalam peperangan yang wajib ditaati sebagai hamba yang beriman. Etika peperangan dalam Islam bahkan poin-poinnya sudah banyak diimplementasikan dan diteladani dalam Hukum Humaniter Internasional dewasa ini. Kembali kepada aspek historis, jika ingin mengetahui perang yang sebenar-benarnya dalam Islam, adalah perang dalam peristiwa "Fathul Makkah", dimana saat itu sama sekali tidak ada tetesan darah sedikitpun yang mengalir.

Sepanjang sejarah, istilah peperangan dalam Islam dikaitkan erat dengan istilah Jihad. Padahal perang hanyalah salah satu bagian dari jihad, itupun mutlak dalam aturan tertentu dan hanya jika dijalan Allah. Berbicara mengenai jihad, persenjataan dan peperangan memerlukan pembahasan yang mendalam karena dalam Atsar peperangan dalam fiqh adalah pelajaran khilafiyah. Jihad bukanlah sebuah cara untuk menyebarkan Islam dengan kekerasan atau hunusan pedang, namun perang hanyalah satu upaya penghilangan permusuhan dan menjaga agama Allah.

Kesimpulannya, dalam Islam perang tidak mutlak dilarang, namun sebagai opsi terakhir jika jalur damai tidak berhasil dilakukan. Perang semata-mata untuk memerangi kedzaliman dan mempertahankan wilayah dakwah Islam. Meskipun dalam perang, umat muslim berkewajiban untuk menjaga etika dalam peperangan yang sejatinya sekarang banyak diadopsi dalam aturan perang di Hukum Humaniter Internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun