Uniknya, tidak ada sepeser pun biaya yang dikeluarkan selama proses ekspedisi dari Tanjung Priok hingga Lembang, alias gratis.
Hingga pada masa kependudukan Jepang di Bandung, Observatorium Bosscha menjadi sasaran empuk tentara Jepang. Di mata mereka, Observatorium Bosscha merupakan bangunan vital yang harus dihancurkan!
Menurut Kartodiwirio (2006), pesawat-pesawat tempur Jepang terus menghujani Observatorium Bosscha dengan bom tapi selalu luput dan ada sebagian yang gagal meledak.
Namun sebagai konsekuensi atas pecahnya Perang Dunia II serta perang kemerdekaan, Observatorium Bosscha mengalami banyak kerusakan dan mengalami masa nonaktif yang cukup lama.
Setelah perang selesai, Jan Hendrik Oort, seorang guru besar dan astronom di Leiden mengirim staf seniornya untuk memperbaiki kondisi teleskop di Observatorium Bosscha. Staf itu bernama CH. Hins.
Dan inilah wujud dari isi dalam peti kemas yang dahulu berlayar bersama m.s Kertosono, dihujani banyak bom, namun tetap eksis hingga saat ini :
Semoga Observatorium Bosscha selalu berjaya dan senantiasa merawat perkembangan ilmu pengetahuan di Bumi Pertiwi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H