Mohon tunggu...
vrisca damayanty
vrisca damayanty Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa di yogyakarta, simple, cerewet, suka warna pink

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

BBM Mengambang di Atas Awan

9 November 2014   02:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa reaksi anda jika mendengar tentang BBM (Bahan Bakar Minyak) saat ini? Apa reaksi yang akan anda lontarkan dari mulut jika mendengar isu tentang kenaikan bbm? Berbagai ocehan keluar mulai rakyat kelas bawah hingga kelas atas. Ada yang mengkritik, ada yang mendukung tentang kebijakan kenaikan bbm. Sebagai warga Negara mendengar adanya isu tentang kenaikan bbm mungkin bagi kalangan bawah itu sangat memberatkan bahkan menjadi beban tersendiri. Kenapa tidak, untuk menghidupi dirinya sehari – hari mereka yang berada di kelas bawah diibaratkan sudah mati-matian bertahan hidup ditengah zaman yang mencekik ini.

Pertanyaan yang sering muncul yakni apakah dengan menaikkan BBM pemerintah sudah merasa bijak dalam mengambil keputusan, apakah tidak terburu-buru? Jika dilihat sekarang harga minyak dunia sedang turun lalu kenapa harus menaikkan BBM. Rencana pemerintah untuk menaikkan Bahan Bakar Minyak sekarang ini ditolak sejumlah masyarakat. Namun hal ini tidak menyurutkan niat pemerintah untuk tetap menaikkannya. Pemerintah berdalih selama 5 tahun terakhir ini uang Negara habis untuk membayar subsidi BBM, maka dari segi infrastruktur dan kesehatan sangat minim.

Dengan adanya rencana kenaikan BBM ini pemerintah bermaksud untuk mengurangi dana subsidi yang nantinya akan lebih berguna dan mempunyai nilai yang lebih bagi kebutuhan masyarakat serta pembangunan. Hal tersebut memang benar adanya, namun apakah hanya ada jalan 1 yang dapat ditempuh untuk menyelamatkan dana subsidi tersebut. Bukankah jika kita ingin menuju Roma banyak jalan yang bisa kita tempuh. Lalu kenapa pemerintah tidak mencari alternatif lain. Pro kontra terus berlanjut, para petinggi pemerintah yang katanya menampung aspirasi masyarakat juga berjuang demi masyarakat nyatanya juga banyak yang mendukung rencana pemerintah. Jika para petinggi saja sudah mendukung kebijakan rencana pemerintah, kemanakah masyarakat harus mengadukan nasib mereka. Bagi kalangan bawah yang mengharapkan peniadaan kenaikan BBM kini merasa semua harapan mereka berada di atas awan. Apabila pemerintah sudah mengambil keputusan, sebagai warga Negara kita mau tidak mau harus mengikuti keputusan tersebut.

Selama pemerintahan 10 tahun yang lalu, setiap ada kenaikan BBM ada 1 parpol yang sangat getol menolak kenaikan BBM. Bagaimana dengan keadaan saat ini? Berbanding terbalik bukan? Kenapa tidak, pimpinan negeri ini kini di pimpin oleh 1 parpol yang dulunya menolak habis-habisan tentang kenaikan BBM namun kini mereka di hadapi dilema yang mendalam. Apabila parpol tersebut menolak maka jelaslah tidak enak di pandang karena salah 1 pimpinan negeri ini berasal dari parpol tersebut akan tetapi jika parpol tersebut mendukung juga akan banyak menerima protes dari rakyat karena dulu dalam pemerintahan sebelumnya mengusung penolakan tentang BBM.

Sebenarnya ada kunci dari persoalan ini yaitu kenaikan BBM bisa di batalkan melalui DPR, akan tetapi berapa jumlah yang menolak. Yang menjadi persoalan saat ini yakni pimpinan Negara ini pernah mengatakan bahwa pemerintahannya itu akan berjalan terus tanpa parlemen. Bukankah parlemen itu mempertahankan aspirasi masyarakat atau representstif dari rakyat. Negara Indonesia menganut sistem demokrasi yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Apakah dengan pernyataan pimpinan Negara ini yang tidak butuh parleman itu berarti tidak butuh rakyat padahal beliau berada disana juga karena dukungan rakyat.

Mengulas rencana kenaikan BBM ini memang banyak pro kontra melihat kondisi sekarang ini dirasa kurang tepat untuk menaikkan BBM. Namun alangkah lebih bijak jika sebagai Warga Negara yang baik dalam mengutarakan aspirasi kita tidaklah dengan cara yang anarkis. Sebagai pemerintahan baru hendaklah melihat kondisi sekarang, melihat masyarakat di bawah, jangan mengabil keputusan tanpa mendengarkan masyarakat karena dukungan masyarakat terhadap pimpinan Negara ini sangat berpengaruh dalam kemajuan bangsa ini. Semoga ucapan Merdeka tetap dirasakan oleh masyarakat kalangan bawah tidak hanya mengambang di atas awan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun