Mohon tunggu...
Vincent Ribli
Vincent Ribli Mohon Tunggu... -

Mengembara di negeri asing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wajah yang Lain

5 Maret 2014   03:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

samar pudar tak berwarna
cinta yang bukan lagi cinta
tawar hambar tak bermakna
cinta yang bukan lagi cinta

ketika mereka ditanya tentang cinta
tanpa ragu mereka pun akan berkata
"cinta adalah kau dan kekasihmu
dengan segala nikmat rasa yang menggebu"

padahal cinta punya wajah yang lain
ketika ibumu menimbun sabar merawati
ketika ayahmu kerja berpeluh untuk makanmu
ketika mereka berdua terjaga karena kau tak bisa tidur

ketika kawanmu mendengarkan curhatmu
ketika lawanmu menyebar dusta tentangmu
ketika gurumu menegur tingkah lakumu
bukankah itu semua yang kita sebut dengan cinta?

di atas kita sebuah langit penuh dengan cinta
laut terbentang laus berisi kehidupan penuh cinta
matahari setia bersinar memancarkan hangatnya cinta
bulan, bintang, menerangi malam dengan terangnya cinta

ketika mereka ditanya tentang cinta
tanpa ragu mereka pun akan berkata
"cinta adalah kau dan kekasihmu
dengan segala nikmat rasa yang menggebu"
padahal cinta punya wajah yang lain

5 September 2013

ditulis oleh Vincent Ribli
diedit oleh Ibu Menni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun