Kala itu.
Aku berdiri disisi lain jalan itu.
Berdiam dalam dekapan malam.
Lalu tersayat oleh ingatan masa lalu yang kelam.
Kemudian mencoba berjalan.
Meski tertatih-tatih dalam langkah.
Juga terbirit-birit dalam mengerjar hingga lelah.
Sampai akhirnya terjatuh.
Dan menyadari.
Satu-satunya pilihan adalah merangkak tanpa merengek.
Setelah sekian lama.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!