Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Konsultan - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Kasus eFishery: Data Digital Koq Masih Bisa Dimanipulasi?

27 Januari 2025   00:22 Diperbarui: 28 Januari 2025   23:49 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
aplikasi berbasis digital eFishery (sumber:aquaculturemag.com) 

***

Idealnya, semua data transaksi direkam, kemudian ditotalkan perbulannya, baru disambungkan dengan sistem laporan keuangan untuk proses pembentukan laporan keuangan. Data periode sebelumnya dikunci jika sudah tutup buku, sehingga  tidak memungkinkan lagi adanya  perubahan.

Berarti dalam kasus eFishery, kemungkinan ada kelalaian management, yaitu audit sistem dan data (bukan audit akunting), hingga mereka dapat memberikan laporan keuangan yang dimanipulasi, selama beberapa tahun.

Dalam pembentukan laporan keuangan dengan cara yang lebih modern, menggunakan proses data analytics, angka-angka yang terpampang dalam laporan keuangan akhir itu idealnya dapat "dibuka" untuk melihat detail datanya. Contohnya, angka 1 juta yang terpampang dalam laporan, dapat ditelusuri lebih detail asalnya darimana. Mungkin angka pembentuknya itu adalah total dari beberapa angka yang lain. Semua totalan itu, harus ada data detailnya, sampai ke akar. Jadi dapat ditelusuri asal-usulnya dengan metoda terbalik, dari hilir sampai ke hulu. Jika ternyata data awal bukan berasal dari database transaksi awal, seharusnya bisa ketahuan dalam audit sistem.

Kalau pembentukan laporannya dibuat dari hulu ke hilir, maka pengecekannya dapat ditelusuri dari hilir ke hulu. Dengan demikian, mudah untuk menemukan ketidak sinkronan. Kalaupun ada manipulasi data, itu pasti dari awal data masuk memang sudah dimanipulasi, atau bisnis logicnya ada yang tidak benar. Tetapi bagian ini seharusnya bisa terdeteksi kesalahannya oleh pada ahli keuangan. 

eFishery, kalau diperhatikan transaksi aktivitas bisnis yang merupakan revenue (pendapatan dari sales/penjualan barang & jasa), semuanya menggunakan aplikasi, artinya data sudah terekam dari awal. Lantas mengapa data pendapatan dan laba masih bisa digelembungkan? Saya kira dalam hal ini, pembentukan laporan keuangan tidak menggunakan data sebenarnya.

Berarti, sebaiknya para investor tidak mudah percaya begitu saja pada apa yang tertulis pada laporan keuangan. Jika tidak dapat dicek secara sistem real time dengan metoda terbalik dari hilir ke hulu, maka seharusnya mereka juga mendapatkan laporan audit sistem dan data yang menyatakan bahwa data yang dipakai untuk membentuk laporan keuangan sudah diaudit dan sinkron antara laporan dan data dari awal sampai akhir.

Kasus seperti ini mungkin bukan hanya terjadi pada eFishery. Mungkin juga terjadi pada beberapa koperasi yang bermasalah. Laporan keuangan bertahun-tahun lancar dan terlihat bagus-bagus saja. Namun di satu titik mereka tidak dapat lagi menyediakan dana, ketika nasabah hendak menarik  dananya. Barulah kemudian diketahui kalau koperasi tersebut bermasalah. Setelah semuanya terlambat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun