Sebenarnya saya tidak terlalu fanatik dengan teh. Tetapi jika badan mulai terasa tidak enak menjelang flu, maka biasanya saya akan minum teh manis hangat dengan harapan mba Flu tidak jadi datang atau setidaknya ditunda dulu.
Suatu hari, di awal-awal saya mulai bekerja di Singapura saya mencoba memesan "hot lemon tea" saat makan siang di kantin kantor. Ternyata tidak ada. Saya pikir stoknya habis. Besoknya saya pesan lagi di tempat yang sama. Jawabannya masih tidak ada. Besoknya lagi saya pesan lagi, tidak ada juga. Tapi pemilik kantin agak marah ketika menjawab saya setelah beberapa kali memesan hot lemon tea. Hal ini membuat saya penasaran.Pikir saya, masa habis melulu. Pelayan yang bertugas membereskan meja di kantin itu rupanya memperhatikan saya. Besoknya lagi, saya pesan minuman hot lemon tea ketika pelayan itu menawarkan minuman. Eh ada! Pelayan itu mengatakan sesuatu, namun saya tidak mengerti dengan jelas, karena bahasa Singlishnya beraksen Mandarin. Kemudian hampir setiap hari saya memesan minuman yang sama di tempat itu. Anehnya kalau saya memesan hot lemon tea di tempat lain, selalu tidak ada dan dijawab dengan ketus, "Tidak ada hot lemon tea!". Setelah pindah tempat kerja, di tempat kerja yang baru, ternyata mayoritas kami menyukai teh dan kopi. Jadi setiap habis makan siang kami selalu mampir beli kopi atau teh. Sorenya, kadang-kadang kami beli teh lagi. Biasanya satu orang yang pergi dan yang lain titip. Beberapa kali saya titip hot lemon tea dan selalu ada.
Lagi-lagi kalau saya yang giliran membelikan, selalu tidak ada hot lemon tea. Akhirnya saya tanya teman yang sering saya titipi beli dan selalu ada, dimana dia beli hot lemon tea. Ternyata memang tidak ada. Dia beli lemonnya terpisah dan minta diperas kemudian dimasukan ke dalam teh saya. Pantesss....teman yang orang Rusia ini selalu kelihatan bingung kalau saya bayar titipan teh saya. Biasanya beli Ice lemon tea harga segitu ya sudah saya bayar segitu juga. Minuman ber-es biasanya lebih mahal. Jadi saya pikir harganya kira-kita segitu. Dia sendiri tidak pernah mau bilang, kalau ditanya berapa. Â Ternyata harganya lebih mahal karena dia beli lemonnya terpisah :D
 Di kemudian hari saya tahu dari teman yang orang lokal, bahwa di Singapura tidak ada hot lemon tea. Yang ada hanya ice lemon tea. Karena menurut aturan, lemon tidak boleh dilarutkan dalam air panas. Alasannya vitamin C akan rusak jika dilarutkan dalam air panas. Dan orang Singapura adalah orang-orang yang sangat menghormati peraturan. Â
Oalah!!!!!
Namun demikian, ada banyak ragam racikan teh yang dijual di Singapura. Bahkan ada stall khusus penjual teh yang pada jam makan siang antriannya sangat panjang. Jenis racikan tehnya banyak pilihan, dan yang digunakan bukan teh celup. Tetapi daun teh yang disaring menggunakan saringan khas Singapura. Kalau di sini saringan dan teko seperti itu dipakai oleh penjual Thai Tea.Â
Seingat saya, teh celup hanya ada di restoran. Di supermarket banyak jenis-jenis teh celup dari berbagai negara. Contohnya Dilmah yang kalau di Indonesia, beli di restoran harganya tergolong mahal (buat saya). Di sana, kalau beli teh celupnya untuk diseduh sendiri di rumah, rasanya tidak terlalu mahal. Â
Beberapa jenis racikan teh tradisional yang sering kami beli dan belinya juga ngantri panjang setelah makan siang, diantaranya adalah:
Teh Traditional
- Teh manis panas yang sering di sebut teh O
- Teh panas, sering disebut teh O kosong, yang disajikan tanpa gula atau campuran lainnya
Jika hendak membeli yang dingin, tinggal bilang saja iced teh O atau iced teh o kosong