Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Gak Apa-apa Perempuan Jadi Tukang Kecil-Kecilan, Karena Hidup Harus Flexible!

29 November 2024   23:50 Diperbarui: 1 Desember 2024   08:16 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Susahnya mencari tukang di sekitar rumah, membuat saya memutuskan untuk memperbaiki sendiri beberapa kerusakan kecil di rumah yang dulu dibiarkan begitu saja.

Diantaranya pintu rumah yang biasanya tidak pernah dikunci karena kuncinya rusak. Tidak diselot pula. Cuma dihalangi kursi dan sapu saja kalau malam. Sapu yang sengaja di taruh supaya menimbulkan keributan jika pintu terbuka. Kebiasaan yang entah berasal dari mana. Yang jelas dari semenjak saya kecil begitu.

Sempat meminta seorang tetangga setiap bulan untuk memangkas dan merapikan pagar tanaman yang menggondrong, sekalian membetulkan genteng bocor jika ada. Namun suatu kali genteng bocor yang baru saja diperbaiki malah tambah parah setelah dia perbaiki. Yang tadinya bocor menetes tik...tik...tik...dengan durasi sekitar satu tetes per 60 detik, kini malah jadi seperti air terjun langsung, air mengalir deras ketika hujan.

Parah!! Padahal bayarnya gak murah juga, karena saya pikir tetangga.

Melihat semua itu, yang tadinya mau sekalian membetulkan hal-hal kecil lainnya di dalam rumah jadi gak jadi.

Perbaikan pertama, saya coba-coba betulkan kunci pintu, berhubung menurut saya pintu depan harus terkunci kalau malam atau ketika tidak ada orang di rumah. Saya cari dulu logikanya kenapa gak mau jalan. Maklum, saya terbiasa bekerja dengan logika, maka semuanya saya cari dulu logikanya seperti apa :D

Setelah ketemu, baru saya putuskan untuk membeli kunci pintu baru dengan membawa contoh kunci sebelumnya. Langsung saya pasang hanya dengan membuka rumah kunci sebelumnya dengan obeng, dan memasang yang baru hanya dengan bantuan obeng pula. Gampang ternyata. Ngapain panggil tukang kunci kalau cuma begini he...he..he...

Memperbaiki Selot Pintu (sumber: www.thespruce.com)
Memperbaiki Selot Pintu (sumber: www.thespruce.com)

Perbaikan kedua adalah memasang slot. Kalau ini sih gampang. Cuma mainan paku dan pemukul paku saja. Sebelumnya diukur dulu dan diberi tanda titik di bagian yang harus dipaku/sekrup, supaya pas pasangan selotnya.

Berhubung tidak punya bor, maka cukup menggunakan pemukul paku. Pemukulnya bisa pakai apa saja, ulekan sambel pun jadi, asal cukup kuat untuk memasang paku-paku.

Perbaikan ketiga, ganti regulator gas. Berhubung api kompor gas suka tiba-tiba mati, maka saya mencari tahu penyebabnya. Alhasil seharian tidak bisa masak karena pipanya susah dilepas dan dipasang lagi ha..ha..ha...

Setelah mencari-cari solusi lewat Internet, akhirnya ketemu juga cara melepas pipa regulator LPG. Direndam air panas dulu. Dan ternyata benar...setelah direndam air panas sebentar, pipa itu bisa dibuka dengan gampangnya dan dipasang yang baru.

Perbaikan keempat adalah mengganti kran air yang bocor. Demi menghemat air maka saya memutuskan untuk mengganti kran air yang tetap menetes-netes meski sedang tidak dipakai. Kebetulan alatnya ada, maka tinggal putar dan pasang yang baru. Gampang!!

Ternyata ada satu kran lagi yang tidak berfungsi karena krannya patah dan patahannya menempel di dinding tempat kran. Iseng-iseng cari-cari di youtube, bagaimana cara mengeluarkan patahan kran lama agar bisa dipasang dengan kran baru. Ternyata ada alatnya. Harganya cuma 10 ribuan saja. Dan cara pakainya pun cuma di putar. Akhirnya saya beli dan dipraktekan. Benar saja, begitu diputar, patahan kran bisa dikeluarkan dan kemudian bisa pasang kran yang baru. Dan kran pun berfungsi lagi dengan baik.

Gak apa-apalah perempuan jadi tukang kecil-kecilan selama masih wajar-wajar saja he..he..he..he.. daripada manggil tukang cuma untuk hal-hal kecil begitu. Bukanlah hidup itu harus flexible?!

Di luar rumah jadi wanita karir, di rumah kadang jadi wanita kurir, kadang jadi tukang, karena kalau di rumah, semua anggota keluarga bertanggung jawab atas kenyamanan rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun