Perangkat-perangkat itu dapat berupa sensor, pengukur PH tanah, pengukur curah hujan, dan lain-lain. Semua itu dapat dimonitor dari jarak jauh menggunakan perangkat lunak, sehingga jika ada suatu kondisi tidak normal, dapat segera diambil tindakan.
Penggunakan teknologi IOT ini tentu akan sangat membantu dalam banyak hal. Mengurangi tenaga kerja, menjaga kualitas tanaman dan juga lahan penanaman sehingga dapat meningkatkan produksi dan menghasilkan kualitas panen yang baik.
Penggunaan teknologi IOT sangat cocok diterapkan saat ini, dimana perubahan cuaca tidak lagi teratur seperti dulu. Misal, kalau dulu memasuki bulan tertentu artinya musim hujan atau musim kemarau, maka saat ini tidak lagi seperti itu.
Dalam hal singkong di atas, bila ternyata terdeteksi kondisi tanah mengalami kondisi kurang lembab, bisa dilakukan penyiraman agar tidak terjadi kekeringan, demikian pula sebaliknya. Kondisi tanah yang terdeteksi terlalu lembab, mungkin penyiraman dapat dikurangi atau diambil tindakan lain untuk memperbaiki kondisi tanah. Cahaya matahari yang terlalu tinggi dan langsung dapat menyebabkan daun singkong menjadi terbakar. Maka dalam hal ini begitu terdeteksi intensitas cahaya matahari yang terlalu tinggi, dapat diambil tindakan pencegahannya dengan memperbaiki kondisi tersebut.
Indonesia adalah salah satu penghasil singkong terbesar, di mana singkong ini merupakan makanan pokok utama keenam di dunia setelah beras, gandum, jagung, kentang, dan ubi jalar.
Seperti dipaparkan di atas, bahwa singkong dapat menjadi pengganti beras nasi terutama bagi penderita diabetes, maka ada baiknya jika dalam penanaman singkong ini pertanian Indonesia mulai mempertimbangkan penggunaan teknologi IOT untuk meningkatkan produksi, terutama di masa-masa global climate changing seperti sekarang ini, dan siapa tahu dapat menurunkan tingkat penderita diabetes di Indonesia.
Beberapa negara yang sudah menggunakan teknoloti IOT dalam pertanian adalah Israel, Australia, USA, dan beberapa negara Eropa. Baru-baru ini, seorang wanita Rwanda, Clemence Uwamutarambirwa, menciptakan sebuah solusi pertanian berupa aplikasi mobile "Smart Potato Greenhouse Technology untuk mengatasi kelaparan di daerah Musanze dengan bantuan sensor yang memantau kualitas tanah, kelembaban, suhu dan mengotomatisasi proses pengairan. Ini adalah salah satu contoh penggunaan teknologi IOT dalam pertanian.
Semoga Indonesia juga dapat segera mengimplementasikan "smart farming" berbasis IOT demi ketahanan pangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H