Galangan Kapal VOC
Selesai dari Museum Bahari, kami berjalan kaki melewati jalur yang berbeda. Kali ini kami melewati Jl. Kakap, dimana terdapat sebuah gedung dengan nama "Galangan Kapal". Menurut teman saya, itu adalah restoran. Saat kami melewati gedung tersebut, suasananya nampak kurang terawat. Namun cukup membuat bertanya-tanya, gedung apakah sebenarnya yang dinamai galangan kapal ini? Apakah ada hubungannya dengan museum Bahari atau adakah kaitannya dengan sejarah, mengingat lokasinya dekat dengan museum Bahari, Kota Tua, dan Pelabuhan Sunda Kelapa, yang cukup bersejarah.
Ternyata memang benar, gedung galangan kapal VOC ini menyimpan sejarah jaman Belanda, ketika Jakarta masih bernama Batavia. Bangunan yang dibangun pada tahun 1628 itu pernah menjadi kantor pusat kegiatan perusahaan dagang Hindia Belanda (VOC), yang di kemudian hari menjadi gudang barang keperluan galangan kapal di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu. Dan lama-lama, bangunan ini pun menjadi galangan kapal kecil-kecil yang tak tertampung di Pulau Onrust (kompas.com)
Menara SyahBandar
Masih lanjut berjalan, kami pun melihat Menara SyahBandar. Bangunan yang membuat kami googling mencari tahu, berhubung tidak ada tour guide yang bisa ditanya, cerita apakah di balik Menara yang dinamakan Menara SyahBandar itu? Ternyata tempat ini merupakan museum juga. Namun berhubung hari sudah menjelang sore, museum sudah tutup. Jadilah kami hanya melihat-lihat dari luar saja.
Rupanya Menara ini tadinya adalah titik nol Jakarta, yang berfungsi sebagai Menara pandang, yang keberadaannya sangat menentukan keluar masuk kapal di gerbang kota Batavia.
Di masa ini, menaranya terlihat miring. Diperkirakan itu adalah efek dari jalanan di sekitarnya yang sering dilalui angkutan truk berbeban berat.
Tidak jauh berjalan dari Menara SyahBandar, kami menemukan sebuah tugu dengan jangkar kapal, dimana area sekitarnya terlihat tenang dan lumayan bersih.
Jembatan Kota Intan