Kabel-kabel kusut bergelantungan tak teratur, bahkan ada yang rendah, yang dapat membahayakan pengguna jalanan, menandakan kusutnya "sesuatu".Â
Entah itu kekusutan manajemen terkait pemasangan kabel, entah itu kusutnya rasa peduli pihak-pihak pemasang kabel, kusutnya peraturan-peraturan di negeri ini, sehingga sulit diterapkan dan akhirnya semua serba seenaknya tak beraturan. Kusut! Sekusut orang yang kebanyakan mikirin dunia.Â
Beberapa kali saya melaporkan kabel-kabel yang mulai "merendah" di depan rumah. Karena kami sendiri tidak dapat melakukan perbaikan, dan juga hal yang sama sering terjadi berulang.Â
Pengalaman pertama saya menelepon pihak Telkom, melaporkan bahwa ada kabel yang terlalu rendah membahayakan pejalan kaki atau kendaraan masuk.Â
Karena posisinya tepat di atas pintu gerbang rumah kami yang merupakah pintu masuk dan juga dilalui pejalan kaki yang lalu lalang.
Dari pengalaman pertama, saya jadi tahu jenis-jenis kabel. Menurut pihak Telkom yang saya telepon pertama kali, kabel yang paling besar bisa dipastikan kabel listrik (PLN), selain itu kabel-kabel yang lebih kecil ada identitasnya. Harus dilihat dulu punya siapa. Waduh, jadi masyarakat harus melihat dulu kabel perusahaan mana yang mulai rendah?Â
Tapi untungnya pihak Telkom datang juga setelah saya telepon berkali-kali menyatakan bahwa kabel yang "merendah" itu bukan kabel yang paling besar alias bukan milik PLN.Â
Eh ternyata kabel itu bukan milik Telkom juga. Petugas menyatakan kabel itu milik salah satu provider Internet, menurut ID kabel yang mereka cek.Â
Masih bagus, ternyata kabel-kabel itu, walau kusut masih punya ID (penanda), milik siapa. Untung juga, walau sambil mengomel petugas Telkom yang datang mau membenahi kabel yang merendah tadi. Terima kasih, Telkom!
Kedua kali, suatu saat ada petugas yang saya lihat sedang memasang kabel-kabel di area sekitar tempat tinggal kami, dimana saat itu kebetulan ada kabel yang merendah juga lagi-lagi tepat di depan rumah kami.Â