Para pujangga dan pelukis alam, umumnya bisa membuat karya dengan suasana alam yang bersih. Gunung, pantai, hutan, pokoknya alam yang bersih dengan kesejukan alami. Bukan dengan sampah berserakan dimana-mana. Pun para penjelajah alam, pastinya lebih suka berjalan-jalan di alam bebas dengan lingkungannya yang bersih no sampah. Kurang nyaman rasanya hiking di hutan, foto-foto, eh latar belakangnya alam bebas dengan sampah berserakan. Pasti gak bakal banyak gaya karena yang banyak gaya justru lalat-lalat yang bertebaran bebas.
Sebelum pandemi, tahun 2019 lalu, saya berkesempatan berwisata ke Raja Ampat dengan harga tergolong murah dan diliput wartawan dari berbagai media pula ha...ha...ha... Pengalaman paling berkesan dari semua traveling yang pernah saya lakukan. Indonesia emang top kalau masalah alam. Bagi yang belum tahu, Raja Ampat itu ada di Indonesia bagian Timur. Tepatnya di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Barat Daya Indonesia.
Harga murah ini pastinya ada apa-apanya. Betul!. Selain berwisata ke spot-spot wisata di Raja Ampat, kami juga wajib mengikuti rangkaian acara festival bahari bersama penduduk dan pemda setempat, termasuk pembukaan dan penutupan festival bahari 2019. Jadi ada acara pentas seni, mengunjungi kampung-kampung di sekitar pantai-pantai di Raja Ampat, dan pameran produk-produk setempat. Namun, secara keseluruhan rangkaian acaranya sangat menarik dan cukup puas menjelajah Raja Ampat, walau belum semua tempat dikunjungi. Ditambah lagi, panitia tour & Â travel yang kami ikuti menyediakan banyak bonus, seperti tumbler tempat air minum, beberapa kaos (jadi irit baju dah), topi, dan misting plastik tempat makan. Bener-bener peduli lingkungan! Maklum, alam Papua yang masih asli adalah aset besar Indonesia yang harus dijaga kelestariannya. Eh, tumbler dan mistingnya masih ada sampai sekarang loh. Kualitasnya bukan abal-abal sehingga tahan lama dan dapat dipakai untuk sehari-hari.
Satu hal yang tidak terlupakan adalah program acara bersih-bersih pantai  dan hutan, dengan mengumpulkan sampah-sampah plastik yang kita temui sepanjang perjalanan wisata dan kemudian menyerahkannya kepada panitia penampung sampah. Sampah-sampah yang kita kumpulkan ditimbang dan di hari terakhir, berat sampah masing-masing pengumpul ditotalkan. Jika mencapai berat minimal yang ditentukan, maka pengumpul sampah berkesempatan untuk mendapatkan reward berupa emas murni 24 karat, untuk  lima peserta pengumpul sampah plastik terbanyak.  Kebetulan saat itu saya berkesempatan mendapatkan emas dengan berat dua gram. Lumayan!!
Namun sayangnya, walau sampah bisa ditukar emas, tidak banyak juga peserta yang mau susah payah mengumpulkan sampah dari pantai. Sebenarnya tidak terlalu repot dan kotor sih. Plastik bersih tempat sampah disediakan oleh panitia. Setiap hari sepulang dari aktivitas wisata, di tempat penginapan, sudah ada panitia yang menimbang berat sampah, mencatat nama yang menyerahkan, dan menampungnya. Hanya perlu memungut kalau ada botol-botol plastik yang ditemui di jalan sambil melakukan aktivitas lain. Tidak perlu juga sampai menyelam ke tengah pantai untuk mengambil sampah-sampah plastik di dalam laut. Kebetulan juga, dalam rangkaian kegiatan yang kami ikuti, setiap harinya ada kunjungan ke kampung penduduk, dimana kami disambut dan disediakan makanan khas kampung tersebut. Ada makanan pasti ada minuman dong. Nah minumannya ini disajikan dalam cup plastik. Jadi sebenarnya kami bisa mengumpulkan sampah plastik dari kegiatan tersebut.Kenapa juga mesti malu, toh orang-orangnya juga masih rombongan kita juga, yang selama seminggu bersama-sama menyusuri hutan , pantai, laut, dan perkampungan Papua. Sisanya gak kenal!
Sambil berkeliling di sekitar pantai, hiking di hutan, foto-foto dengan penduduk yang berdandan dan berkostum khas papua, ikutan tato-an ala Papua, belanja-belanja produk-produk UMKM penduduk sekitar, masih bisa memungut sampah-sampah plastik pula. Sumpah, bangga berwisata di Indonesia!
Bukan karena diliput wartawan berbagai media, tetapi bangga menyaksikan keindahan alam Indonesia, dan juga bangga bisa ikut berwisata sehat dengan ikut menjaga alam. Senang juga karena wisata kali ini tidak hanya sekedar senang-senang memuaskan diri sendiri. Kami juga berkesempatan mengunjungi kampung-kampung penduduk, disambut bak rombongan pejabat ha..ha..ha..menikmari makanan yang disediakan penduduk, dan bercengrama dengan penduduk setempat. Gak nyesel ikut berwisata dalam rangkaian acara festival bahari, ke Raja Ampat.
Sebenarnya, setiap tahun di seluruh dunia, ada acara khusus bersih-bersih pantai di minggu ketiga bulan September, yaitu International Coastal Cleanup Day. Kegiatan ini saya kenal pertama kali di Manila, ketika saya tinggal disana selama beberapa bulan. Agar dapat bersosialisasi dengan orang sekitar dengan aman, maka saya mencari kegiatan-kegiatan sosial dan menemukan program "coastal cleaning volunteer". Asyik juga ternyata bersih-bersih pantai bersama orang-orang yang peduli lingkungan. Di Jakarta, saya mulai mencari tahu tentang program ini, dan kebetulan yang saya temukan justru kegiatan bersih-bersih Jakarta yang diselenggarakan oleh beberapa perusahaan dan diikuti oleh para karyawannya. Kegiatan ini saya ikuti juga. Maka ketika berwisata ke Raja Ampat dan ada kegiatan mengumpulkan sampah ditukar emas, rasanya biasa saja, tidak ada gengsi atau takut kotor.
Selama libur lebaran ini, sambil mudik dan wisata kampung halaman atau wisata kemanapun beramai-ramai bersama keluarga, tentunya di Indonesia aja, ada baiknya kalau setiap rombongan keluarga mengadakan program yang mirip-mirip. Mengumpulkan sampah rombongan dan ditukar dengan hadiah. Setidaknya kegiatan ini dapat membuat orang-orang di lingkungan keluarga kita sadar perlunya menjaga kebersihan lingkungan demi kelestarian alam dan kenyamanan kita semua. Mulai dari keluarga sendiri, dan mungkin ketika kita berwisata dengan orang lain di lain waktu dapat menularkan semangat menjaga lingkungan dengan aktivitas ini. Agar pada akhirnya kita dapat dapat membangun kesadaran bersama akan kebersihan lingkungan. Selamat berlibur, jangan lupa jaga kebersihan, kurangi sampah dan jangan buang sampah sembarangan!
Oh ya, jangan lupa untuk mewajibkan anggota rombongan keluarga Anda untuk membawa tumbler atau tempat minum sendiri, sementara "panitia" membawa gallon  air didalam kendaraan untuk konsumsi air minum bersama. Selain untuk menjaga kebersihan lingkungan, pasti lebih irit duit. Yuk wisata di Indonesia aja sambil menjaga alam Indonesia agar tetap wonderful sepanjang masa. Biar selalu bangga berwisata di Indonesia. (VRGultom)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H