Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Elon Musk Kepedean dengan Neuralink Brain-Chipnya?

9 Maret 2023   20:24 Diperbarui: 9 Maret 2023   21:24 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: techgameworld.com

Dikabarkan akhir November lalu bahwa Elon Musk berharap dapat menguji coba produk brain chip dari perusahaannya, Neuralink, dalam waktu enam bulan. Kalau dihitung sekarang bulan Maret, maka seharusnya maksimal dalam tiga bulan ini, dia sudah akan menguji coba brain chip tersebut pada manusia.

Brain chip adalah sebuah chip yang akan ditempelkan ke otak manusia untuk menangkap sinyal-sinyal di otak dan mengirimkannya ke komputer sebagai input. Sinyal-sinyal itu akan diproses oleh aplikasi komputer, yang diberi nama Neuralink App, sehingga dapat menterjemahkan pesan yang disampaikan oleh otak manusia yang ditempeli chip tersebut. Kabarnya, inputan ini nantinya akan dihubungkan dengan Artificial Intelligence.

Neuralink App dirancang agar seseorang dapat  mengontrol keyboard dan mouse secara langsung dari aktivitas otak, hanya dengan berpikir bahwa orang itu sedang melakukannya. Jadi  kalau biasanya input (masukan) ke sebuah proses komputer itu melalui keyboard, mouse, scanner, suara, database (system to system), maka Neuralink ini dapat menerima inputan langsung dari otak yang sudah ditempeli chip tadi.

Ini sih bukan tentang IOT lagi yang bisa menyediakan inputan untuk dibaca sistem dari segala penjuru. Secara logika, masuk akal idenya. Berarti aplikasi itu akan bisa membaca kode-kode yang dikirimkan oleh otak dan mengkonversi kedalam tindakan yang diinginkan oleh orang itu. Sama seperti ketika kita merasa lapar, maka secara otomatis otak kita berpikir tentang makanan. Ouputnya adalah tindakan mencari makanan untuk dimakan.

Masalahnya ini  bukan hanya tentang komputer, yang merupakan sesuatu yang berada diluar tubuh manusia. Tetapi juga menyangkut bagian dalam tubuh manusia, dimana diperlukan chip yang ditaruh di area sekitar otak yang mengontrol pergerakan. Mungkin fungsinya untuk menangkap sinyal otak dan mengirimkannya ke komputer . Dalam bahasa IT, hal semacam ini biasa disebut sebagai interface. Dalam hal ini berarti interface antara otak dan komputer. Produk yang dibangun oleh Neuralink ini dimaksudkan untuk membantu orang-orang yang menderita kelumpuhan dan yang mengalami kebutaan agar dapat berkomunikasi melalui peralatan digital.

Berhubung ada aktivitas memasukan sesuatu kedalam tubuh manusia, maka produk ini tidak dapat begitu saja diluncurkan seperti meluncurkan ChatGPT ke publik. Teknik uji coba memasukan benda asing kedalam tubuh manusia tidak sama dengan uji coba sistem, sekalipun itu sistem Artificial Intelligence yang merupakan teknologi kecerdasan buatan.

Beberapa kali sejak 2019, Musk memprediksi bahwa Neuralink akan mendapatkan ijin dari FDA untuk melakukan uji coba pada manusia. Namun permohonannya ditolak pada awal 2022. Pada Nov 2022, Musk kembali memberitakan lewat tweeternya bahwa perusahaanya cukup percaya diri untuk mendapatkan persetujuan dari FDA. Neuralink brain-chip siap untuk diuji coba pada manusia, dan berharap chip tersebut sudah dipakai oleh manusia dalam enam bulan, kira-kira sekitar May 2023. Dan ia juga berpikir bahwa chip itu akan aman untuk anak-anaknya sendiri. Kenyataannya Neuralink tidak dapat memenuhi deadline untuk mendapatkan persetujuan dari  FDA (U.S Food and Drug administration), yaitu lembaga semacam BPOM kalau di Indonesia. Padahal deadline itu ditentukan akhir tahun lalu, dan seharusnya dipenuhi paling lambat tgl 7 Maret 2023. Tetapi ternyata Neuralink tidak dapat memenuhi target itu.

Ada beberapa hal yang menjadi konsen FDA, terkait penolakan sebelumnya. Diantaranya mengenai bagaimana chip tersebut dapat ditanam dan diambil kembali dengan aman tanpa merusak jaringan otak. Karena ada kemungkinan chip tersebut perlu diganti atau di-upgrade.

Kip Ludwig, mantan direktur  program untuk  neural engineering pada U.S. National Institutes of Health (NIH), berpendapat bahwa Neuralink tidak memiliki mindset dan pengalaman yang dibutuhkan untuk meluncurkan produk brain chip tersebut ke pasar, dalam waktu dekat ini.

Sebelumnya Neuralink telah menuai kritik atas 1500 hewan, termasuk sapi, babi, dan kera, yang diduga mengalami kesakitan yang berujung kematian dalam eksperimen-eksperimennya.Menurut beberapa karyawan dan mantan karyawan, desakan Elon untuk mempercepat proyek tersebut telah membuat mereka melakukan kesalahan dalam experimen sehingga mengakibatkan tingkat kematian hewan-hewan tersebut menjadi lebih tinggi daripada perkiraan.

Mungkin dia pikir experimen seperti itu bisa dilakukan dengan cara yang sama dengan uji coba sistem komputer? Kalau sistem komputer, sebelum deal jualan biasanya ada pembuktian konsep dulu secara logika,  berhubung barang jadinya baru akan dibuat setelah deal bahwa client akan memakai jasa mereka untuk implementasi sistem. Kalaupun ada barangnya, itu pasti sistem standard  yang masih perlu di-customize sesuai kebutuhan client. 

Lha ini, masalah memasukan sesuatu ke dalam tubuh manusia, mana bisa cuma pembuktian konsep dengan cara logika. Menurut FDA, seharusnya ada dua putaran uji coba untuk meyakinkan bahwa teknologi tersebut aman bagi tubuh manusia. Tentu tidak bisa seperti ChatGPT yang diluncurkan dulu apa adanya, baru kemudian di-upgrade ke versi yang lebih tinggi.

Sebagai tambahan informasi, teknologi interface antara otak manusia dan komputer yang menggunakan chip ini, ternyata bukanlah sesuatu yang pertama kali ada. Sebelumnya, ada beberapa perusahaan lain yang mendapatkan persetujuan FDA untuk melakukan uji coba pada manusia. Mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan beberapa dekade untuk mendapatkan persetujuan itu, dengan melakukan berbagai penelitian. Salah satu perusahaan yang sudah mendapat persetujuan adalah Synchron.  

Synchron, yang sama seperti Neuralink, juga bertujuan untuk membantu pasien dengan kelumpuhan untuk mengontrol digital device. Perusahaan ini mendapat persetujuan FDA untuk melakukan uji coba pada manusia, pada Juli 2021, setelah mengajukan permohonan lima tahun sebelumnya. Waktu yang cukup lama. Bandingkan dengan Neuralink yang berharap produknya mendapat persetujuan dalam hitungan bulan setelah sebelumnya ditolak. Synchron pertama kali melakukan uji coba devicenya (chip) pada empat pasien di Australia, yang berhasil mengirim pesan tulisan tanpa mengetik. Hanya melalui pikiran.

Mengapa Musk tidak bekerja sama saja dengan perusahaan itu ya? Kan tinggal melanjutkan menghubungkan interface yang sudah berhasil di uji coba itu ke sistem Artificial Intelligence. Bukankah itu keahlian Musk yang sudah diakui dunia?

(VRGultom)

Referensi: 

https://www.reuters.com/technology/neuralink-other-brain-chip-makers-face-long-road-fda-approval-2023-03-02/

neuralink.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun