Artificial Intelligence dalam Dunia Masak-memasak

Robot yang diberitakan dapat merasakan sembilan jenis kombinasi rasa masakan telur omelette tomat orak-arik (scrambled) ini, diperkirakan dapat menggantikan tenaga asisten rumah tangga (domestic worker), suatu hari nanti.

Tetapi bukankah, rasa enak sekali, cukup enak, biasa, dan kurang enak itu relatif ya? 

Si A bisa bilang masakan rendang ini enak sekali, tetapi si B bilang biasa saja karena rupayanya dia pernah merasakan jenis olahan masakan yang sama yang lebih enak. Betul! Tetapi itu bisa "dipelajari" dengan menguji rasa yang enak banget itu level tertingginya dimana berdasarkan penilaian beberapa orang yang dianggap mewakili. Dari penilaian itulah ditentukan standard rasa yang enak itu seperti apa. 

Bahkan, secara pembuktian konsep kerjanya, para peneliti mengatakan bahwa dengan mengimitasi proses bagaimana manusia mengunyah dan merasakan suatu makanan, pada akhirnya robot akan dapat memproduksi makanan yang dapat dinikmati oleh manusia dan juga dapat menyesuaikan dengan rasa perorangan.

video penampakan si robot chef: 

Walah...jadi pekerjaan chef juga bakal direbut oleh robot? Tenang! Kalau saya melihatnya, justru manusia dapat menjadi "trainer" bagi robot-robot itu agar mereka dapat menghasilkan masakan yang pas di lidah manusia. Karena kalau masalah rasa makanan, memang kita, manusia, jagonya. 

Ibarat ibu rumah tangga melatih ART yang baru datang, mengajarinya memasak, memberi tahukan resep-resep keluarga, mengajari cara menggunakan peralatan masak-memasak, dan menentukan rasa yang pas di lidah seluruh anggota keluarga. 

Jika sudah lulus, maka tugas dapat didelegasikan sehingga nyonya bisa leluasa pergi shopping, arisan, ngopi-ngopi dan ngerumpi bersama teman-teman sosialitanya. Sementara itu kebutuhan makan dan gizi keluarga juga terpenuhi. (VRGultom)

Referensi: https://www.cam.ac.uk/research/news/taste-of-the-future-robot-chef-learns-to-taste-as-you-go