Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Antara Dukun dan Artificial Intelligence

3 Februari 2023   18:37 Diperbarui: 4 Februari 2023   11:20 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bola kristal yang digunakan dukun untuk meramal. Sumber: Pixabay.com/nvodicka

Profesi Apakah Yang Tak Terpengaruh Perkembangan Teknologi?

Dukun!!

Dari jaman entah nabi siapa,  profesi ini ternyata masih bertahan hingga sekarang. Kalaupun terpengaruh teknologi, cuma janjian waktu konsultasi atau pertemuan client dan sang dukun saja yang sudah lewat HP melalui aplikasi chat berbasis Internet. Mungkin juga sudah ada yang menggunakan aplikasi registrasi client atau pengaturan jadwal pertemuan.

Pengguna jasa dukun, hingga sekarang ternyata masih ada saja. Buktinya, masih ada yang percaya kalau uang bisa digandakan secara magic. Bukan dengan cara dimodalkan supaya berkembang. (Baca kasus penggandaan uang oleh Wowon CS).

Mengapa profesi dukun tidak terpengaruh teknologi?

Jaman dulu, waktu baru tahu teknik programming, saya dan teman-teman pernah iseng membuat program ramalan. Pengguna hanya perlu memberitahukan tanggal lahir, jenis kelamin, dan apa yang ingin diketahui. Ada menunya, maka "apa yang ingin diramal" ini hanya terbatas pada menu saja. Di luar menu tidak bisa. Bandingkan dengan ChatGPT sekarang yang bisa menyediakan informasi tanpa batasan menu.

Kala itu, ternyata di luaran ada yang "menjual" jasa ramalan komputer ini. Pelanggannya yang pasti bukan orang-orang yang mengerti teknologi pemrograman, tetapi orang-orang yang 'terkesima' dengan teknologi itu dan tentunya ingin diramal. Bayarannya saya yakin cukup murah dibandingkan tarif dukun asli. Karena cuma dengan uang seribu dua ribu, seseorang sudah bisa diramal.

Sumber: Thetradenews.com
Sumber: Thetradenews.com

Ada juga sih orang-orang yang sekedar penasaran dengan hasil ramalan komputer ini,  maka mereka mencoba jasa ramalan komputer ini.
Sebenarnya apa dan bagaimana di balik ramalan komputer itu?

He..he..he..

Yang sebenarny, itu semua hanyalah sebuah teknik pemrograman yang diisi dengan ramalan-ramalan yang di-copy dari majalah atau buku-buku ramalan, atau ramalan berdasarkan zodiak. Bisa juga kalimatnya diubah sedikit supaya lebih gaul, lebih enak dibaca, atau lebih berasa seperti ramalan dukun.

Teknik pemrograman  memungkinkan untuk mengetahui nama hari kelahiran berdasarkan tanggal kelahiran dan kemudian meramal berdasarkan hari kelahiran tersebut. Jika lahir pada hari Senin, maka sifat-sifat menonjolnya sebagai berikut....

Jika lahir pada hari Selasa, maka sifatnya sebagai berikut ....

Dan seterusnya. 

Kata-kata yang akan ditampilkan di layar terserah kepada programmernya, karena dia yang memasukan data.

Demikian pula dengan ramalan berdasarkan zodiak. Dari tanggal lahir dapat diketahui zodiak dan menggunakan teknik yang sama (jika A maka B), hasil ramalan dapat dikeluarkan sesuai ramalan zodiak yang dituliskan si programmer.

Tergantung kreatifitas programmernya, ramalan juga bisa dikeluarkan berdasarkan huruf-huruf pada nama.

Misalkan jika namanya Ani, maka ramalannya adalah kombinasi dari ramalan untuk huruf A, N, dan I.

Apakah itu penipuan? Tergantung persepsi masing-masing. Buat kami itu hanyalah sekedar latihan membuat program dengan teknik jika maka atau dalam bahasa pemrogramannya: if then else. Jika kondisinya begini (if), maka hasilnya begitu (then). 

Selain itu akan begini (else). Jika kemudian ada yang memperjual belikan menjadi sebuah jasa ramalan, ya itu urusan si penjual dan si pengguna jasa.

Namun demikian, jika dianggap penipuan, maka buku-buku ramalan dan majalah-majalah yang berisi ramalan zodiak pun juga termasuk penipuan.

Bagaimana dengan dukun? Berdasarkan apakah dia meramal?

Gak jelas!!

Mungkin itulah makanya profesi itu sampai sekarang tak tergusur teknologi. Ramalan berdasarkan teknik pemrograman, jelas logikanya. Namun ramalan dukun, bisa jadi sesukanya si dukun. Tidak ada yang tahu teknik yang dia pakai untuk meramal dan mendapatkan solusi penangkal hal-hal buruk yang dia "lihat". 

Bisa jadi suka-suka si dukun, tergantung situasi dan kondisi.  Kalau ini, secara intelligence aslinya pun masih perlu dipertanyakan, makanya tidak dapat dibuatkan model artificial intelligencenya (kecerdasan buatan).

Memang, konon katanya ada kelompok-kelompok orang yang memiliki kepekaan dan kecerdasan tersendiri, yang dapat melihat masa depan. Contohnya: Nostradamus, peramal ternama abad ke-16, yang berasal dari Perancis. Nama Nostradamus pernah heboh beberapa waktu lalu, setelah ramalannya mengenai kematian Ratu Elizabeth II, dianggap mendekati, jika tidak bisa dikatakan terbukti. Tapi Nostradamus bukan dukun. 

Dia adalah seorang astrologer yang dapat membaca pergerakan dan konfigurasi bintang-bintang pada suatu saat, dan meramalkan masa depan berdasarkan ilmu perbintangan itu. Berarti ada metoda tertentu yang dipakai. Jika ada metoda tertentu yang dipakai, berarti metoda itu dapat dipelajari orang lain. Mungkin suatu saat nanti teknik ramalan berdasarkan ilmu perbintangan ini akan dapat dibuatkan model artificial intelligencenya.

Beda dengan dukun. Mantra-mantranya mungkin ciptaan masing-masing dukun dan hanya penciptanya yang mengerti. Saya rasa teknik yang gak jelas inilah yang membuat profesi dukun tidak bisa dirobotkan, yang artinya profesi dukun akan tetap exist selama pengguna jasanya ada.
Mengapa orang masih menggunakan jasa dukun di era teknologi ini yang perkembangannya begitu cepat?

Karena belum ada aplikasi tentang praktek perdukunan kah? Karena tidak ada rekomendasi jawaban atas sebuah pertanyaan di mesin pencari google kah?

Ada yang sudah coba ChatGPT sebagai pengganti dukun? 

Kira-kira dalam lima atau sepuluh tahun ke depan, apakah praktek perdukunan akan masih akan bertahan?

(VRGultom)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun