Seorang teman memposting foto anaknya bersama dengan seseorang dengan caption, "When two master of music meet, what they talk about?" dengan hashtag #RyuLawden, membuat saya mencari tahu tentang Ryu Lawden. Teman ini memang dikenal sebagai keluarga pemusik yang hampir setiap weekend live di Facebook mendendangkan lagu-lagu Indonesia dari berbagai daerah terutama lagu-lagu Batak. Ya mereka adalah keluarga Batak yang tinggal di Singapura. Satu hal yang membuat saya kagum dengan mereka adalah, meskipun anak-anaknya lahir di Singapura dan lebih fasih berbahasa Inggris, namun nampak sekali anak-anak ini menyukai lagu-lagu daerah Indonesia. Saya terpancing mencari tahu tentang Ryu Lawden karena saya pikir dia adalah salah seorang keluarga teman ini, tetapi kalau dilihat dari wajah, koq tidak mungkin.
Pencarian mengantarkan saya pada video Indonesian Got Talent di mana Ryu Lawden memainkan piano dengan begitu indahnya. Ryu Lawden, musisi berusia 13 tahun berasal dari Medan tampil memukau dan menyihir para penonton dan juri. Kemampuannya tidak diragukan lagi, dia adalah seorang master. Bahkan pada saat bersamaan, dia dapat bermain dua piano sekaligus, seolah ada dua orang yang sedang bermain. Lucunya ketika para juri meminta Ryu dan ayahnya bermain bersama, mereka terlihat seperti kebingungan dan juri pun mengulangi permintaannya,"Lagu apa saja, satu lagu atau satu nada, apa saja". Dan mereka benar-benar hanya memainkan satu nada, membuat para juri terpingkal-pingkal. Ya, dari penampilan, Ryu dan ayahnya memang terlihat agak kaku. Ryu sendiri nampak begitu polos ketika berbicara, tetapi sama sekali berbeda ketika bermain piano. Kemampuannya bermain piano benar-benar menunjukan bahwa ia adalah seorang master.
Ternyata Ryu mulai tertarik dengan piano ketika berusia 2.5 tahun dan mulai berlatih sejak usia 4.5 tahun. Dengan kemampuan seperti yang ditunjukannya, saya membayangkan bagaimana dia berlatih, berapa jam dalam sehari dia berlatih, kalau katakanlah dia memang punya bakat alam atau sudah dari sananya.
Rasanya meski punya bakat alam, bawaan dari sejak lahir, atau apapun istilahnya, mestinya dia tetap perlu latihan. Minimal untuk menghapalkan not-not yang harus dimainkan. Bahkan dia sempat menunjukan bagaimana dia bermain piano dengan mata ditutup. Dan hasilnya tidak kalah wow dengan penampilan tanpa mata ditutup. Saya kira seharusnya dia berkompetisi di level International, bukan cuma di level nasional.
Seorang expert tidak menjadi expert begitu saja. Ada perjalanan yang harus dilaluinya. Seperti bayi yang mulai dari merangkak, kemudian berjalan tertatih-tatih sambil berpegangan dan kadang-kadang terjatuh, kemudian mahir berjalan, bahkan berlari. Ada proses dibalik kemampuan yang memukau.
Pantaslah para motivator berbicara tentang kegagalan, yang merupakan sukses yang tertunda. Setiap kegagalan adalah tanda bahwa kita harus berlatih lebih serius lagi, lebih sering lagi, agar menjadi lebih terbiasa dan akhirnya menjadi mahir dan dengan sendirinya dapat menemukan, bahkan menciptakan, metoda-metoda baru. Karena kreativitas tidak pernah berhenti pada satu metoda saja.
Ryu, seorang master yang memiliki mimpi tidak tanggung-tanggung, ingin menjadi super concert pianist. Dia menyatakan sangat senang bisa bermain piano di concert hall yang besar seperti di lokasi Indonesian got talent tersebut. Padahal dengan kemampuannya, sepertinya dia akan bisa bermain di concert hall yang lebih besar lagi.
Sebuah mimpi dapat membuat semangat tetap berapi-api, sanggup menyalakan lagi semangat yang hampir padam atau bahkan mungkin sudah padam. Maka itu kalau mimpi jangan tanggung-tanggung dan tidak perlu takut-takut. Tidak perlu dengar omongan-omongan orang lain yang kurang mendukung. Kadang-kadang lingkungan sekitar kita beranggapan bahwa mimpi juga harus realistis. Betul sekali! Tetapi mimpi juga harus berkembang. Kalau kemarin mimpi bisa main piano, setelah bisa main piano, ya mimpinya jangan sama lagi dong!!
Terkadang bosan berlatih hal yang sama lagi dan lagi, namun untuk menjadi seorang ahli dan master, tanpa pengulangan-pengulangan latihan dan latihan lagi, rasanya tidak mungkin bisa dicapai. Â Bayi juga berulang-ulang belajar berjalan sampai kakinya cukup kuat untuk berdiri dan berjalan tanpa dibantu. Tidak mungkin tanpa berlatih berjalan dulu, dia akan bisa langsung berlari. Tidak ada cara instan untuk menjadi seorang ahli selain fokus berlatih, berlatih, dan berlatih. Tentunya berlatih yang terarah sesuai dengan target yang ingin dicapai. Lionel Messi sebelum menjadi pemain bola, pasti sering berlatih bermain bola, bukan sering berlatih bermain bulutangkis. Demikian pula dengan Ryu Lawden, pasti dia rajin latihan main piano, bukan latihan main gendang.
Apapun yang Anda inginkan saat ini, mari terus berlatih untuk menjadi seorang master dalam bidang yang Anda inginkan.
(VRGultom)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H