Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Benarkah Lebih Bahagia Menjadi Bujangan?

20 Desember 2022   16:55 Diperbarui: 21 Desember 2022   01:51 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan menonton tv | sumber: Kompas.com (Pexels/Cottonbro)

Pemikiran yang lain adalah biaya hidup semakin lama semakin tinggi sehingga ada kekhawatiran mereka tidak dapat memenuhinya jika berkeluarga dan punya anak.

Alasan harga susu bayi mahal, biaya mengurus anak mahal, menjadi alasan untuk memilih tidak berkeluarga atau tidak memiliki anak. Rupanya pola pikir seperti itu pun ada di kalangan orang muda Indonesia sekarang. Pola pikir orang memang beda-beda. Dan sah-sah saja memiliki pemikiran yang berbeda.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan resesi seks?

Disimpulkan dari theatlantic.com, resesi seks mengacu pada berkurangnya aktivitas seksual generasi muda. 

Dalam konteks budaya Indonesia, aktivitas seksual mengacu pada pasangan yang menikah. Meskipun menikah pun belum tentu tujuannya untuk memiliki keturunan (artinya menyumbang angka kelahiran).

Seperti contoh kasus di Singapura, banyak pasangan menikah yang memutuskan tidak memiliki anak, karena pertimbangan biaya, tidak mau repot, atau pertimbangan-pertimbangan lain.

Dengan menurunnya angka kelahiran, jika terus-menerus terjadi, dan penurunannya diprediksi dalam waktu tidak lama akan membuat jumlah penduduk usia senior lebih besar daripada jumlah penduduk usia muda, maka pemerintah harus mengambil tindakan agar kondisi itu tidak terjadi.

Karena dalam konteks budaya Indonesia, hubungan seksual itu mengacu pada pasangan menikah, sebaiknya dicari penyebab mengapa banyak anak muda cukup usia yang masih belum menikah? 

Apakah karena gambaran pernikahan yang mereka miliki itu berarti biaya hidup keluarga yang mahal, perasaan tidak merdeka karena ada individu lain yang selalu harus dipertimbangkan, atau ada alasan lain. 

Misalnya juga karena tuntutan karier, sulit mendapatkan pasangan yang cocok, kurangnya waktu untuk bersosialisasi, tuntutan hidup yang tinggi sehingga mengharuskan generasi muda membangun kualitas diri terus-menerus sehingga tidak punya waktu bersantai, dst.

Sementara untuk pasangan menikah, dengan kasus sengaja tidak ingin memiliki keturunan, harus dilihat juga apa penyebabnya. Juga jika angka penduduk mandul terus meningkat, tentu harus dicari penyebabnya, karena sebelumnya kondisi seperti itu tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun