Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Daur Ulang Sampah Elektronik

17 Desember 2022   01:20 Diperbarui: 17 Desember 2022   07:35 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang Anda lakukan dengan barang-barang elektronik lama Anda? Apakah ditukar tambah, dijual ke tukang loak, atau dibongkar, diambil bagian-bagian pentingnya dan selanjutnya dibiarkan begitu saja atau dibuang?

Hardware seperti komputer dan smartphone termasuk kedalam benda yang cepat berkembang teknologinya. Maka itu biasanya di perusahaan-perusahaan besar, mereka akan melakukan pembaharuan aset-aset komputer dan laptop setiap dua atau tiga tahun sekali. 

Memang tidak mungkin menggunakan komputer atau laptop yang sama seumur hidup, namun membeli komputer yang berkualitas dapat membuat umur barang menjadi lebih lama, sehingga tidak perlu terlalu cepat mengganti laptop lama dengan yang baru. 

Laptop saya sendiri sudah berumur lebih dari 10 tahun, masih bagus, dan masih dipakai. Laptop yang cukup andal untuk keperluan pekerjaan saya, belum pernah rusak, kecuali baterainya yang sudah tidak berfungsi sehingga harus nempel terus ke power listrik.

Saya membeli laptop pribadi tidak tanggung-tanggung, karena saat itu saya berpikir laptop pribadi harus yang bagus dan tahan banting. Alasannya kalau bermasalah atau rusak musti keluar duit dari kantong sendiri untuk perbaikannya. 

Beda dengan laptop kantor, kalau rusak tinggal ngomong, diperbaiki atau diganti dan semua biayanya menjadi beban perusahaan. Karena itu saya memilih merk Fujitsu sebagai laptop pribadi saya, karena menurut saya itulah merk terbaik walau harganya lebih mahal dibandingkan beberapa merk lain. 

Permasalahannya setelah 10 tahun adalah saking tidak pernah rusaknya dan masih sesuai dengan kebutuhan, saya baru sadar kalau laptop itu tidak bisa di-upgrade karena sparepartnya sudah tidak diproduksi lagi. Walah....padahal saya butuh memory lebih besar untuk menjalankan aplikasi lama versi terbaru. 

Jadi kalau memiliki komputer atau laptop yang awet bertahun-tahun, sebaiknya tetap update pengetahuan tentang kemajuan teknologi hardware terkini agar  tidak ketinggalan berita dan masih sempat upgrade sebelum sparepart-sparepart yang dibutuhkan hilang dari peredaran karena sudah tidak diproduksi lagi.   

Ilustrasi: Tumpukan Sampah Elektronik | sumber: waste4change.com
Ilustrasi: Tumpukan Sampah Elektronik | sumber: waste4change.com

Sebenarnya apa yang dapat dilakukan dengan barang-barang elektronik lama seperi komputer, laptop, dan handphone, televisi, dll? Mengapa toko-toko resmi masih mau menerima barang-barang tersebut, padahal kalaupun dijual lagi untuk dipakai ulang (reuse), pasti orang akan memilih membeli barang-barang yang masih sesuai dengan zaman.

Ternyata barang-barang tersebut bisa didaur ulang (recycled) atau diperbaharui (refurbished). Proses daur ulang dapat menghasilkan produk yang sama dengan peningkatan teknologi, bisa juga menghasilkan barang yang sama sekali berbeda dari bentuk asalnya dan fungsi asalnya. 

Sebagai contoh Dell, perusahaan komputer yang cukup ternama, mendaur ulang motherboard komputer menjadi perhiasan emas. Ternyata barang-barang elektronik itu mengandung berbagai macam logam berharga. 

Diantaranya emas, perak, platinum, dll. Emas adalah penghantar panas terbaik kedua setelah perak sehingga digunakan sebagai salah satu komponen pembentuk alat-alat elektronik. 

Motherboard adalah salah satu komponen pembentuk komputer yang mengandung paling banyak emas. Kalau begitu mengapa tidak ditambang saja emas-emasnya?

Proses daur ulang untuk "menambang" emas dari barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai ini ternyata tidak mudah. 

Bahkan menurut salah satu perusahaan daur ulang di Amerika, Sadoff E-Recycling and Data Destruction (SEDD), ongkos untuk menambangnya lebih mahal daripada hasil yang didapat. 

Sehingga, proses yang mereka lakukan adalah memilah barang-barang yang masih dapat diperbaiki atau diperbaharui untuk dijual lagi.

Dulu sekali, supplier yang memasok peralatan komputer ke kantor kami, membeli satu kontainer komputer bekas dari luar negeri untuk dirakit ulang menjadi komputer tanpa merk. Beberapa diantaranya kami yang pakai. Ternyata tidak terlalu buruk juga. Komputer-komputer rakitan itu bisa kami pakai hingga dua sampai tiga tahun ke depan.

Jika ternyata barang-barang elektronik bekas tersebut sudah tidak dapat diperbaiki maka barang-barang itu akan dibongkar dan dicopot satu persatu bagian-bagiannya. Untuk bagian-bagian tertentu, jika masih berfungsi dengan baik dapat dijual per satuan untuk diintegrasikan (dipasang ke komputer yang lain). 

Sisanya akan diproses untuk mengeluarkan bahan-bahan tertentu, seperti logam-logam berharga tadi. Logam-logam berharga itu bisa dijadikan perhiasan, bisa juga diproses lagi untuk membuat komponen baru, misalnya motherboard baru.

Namun demikian, proses daur ulang bukan sekedar menjadikan sesuatu menjadi uang. Tetapi juga menyelamatkan lingkungan. Bayangkan saja jika di rumah kita masing-masing punya komputer, dan kemudian membeli lagi yang baru. Yang lama ditumpuk, apa tidak makan tempat.

Itu baru dari satu keluarga, bagaimana kalau dari seluruh dunia. Jangan-jangan sepersekian bagian bumi akan dipenuhi tumpukan sampah elektronik yang makin lama makin bertambah jumlahnya  

Dengan mendaur ulang barang-barang elektronik maka kita sudah terlibat dalam tindakan-tindakan:

  • Mengurangi limbah elektronik yang mengandung bahan-bahan beracun seperti merkuri, cadmium, timbal, dll di mana bahan-bahan berbahaya tersebut dapat larut kedalam tanah atau air tanah
  • Memperoleh kembali logam-logam berharga karena barang-barang elektronik tersebut dibuat dari berbagai macam material berharga termasuk emas, tembaga, alumunium, perak, platinum, silicon, timah, besi, plastik, palladium yang terdapat diantara material lainnya. Material-material itu adalah material yang dapat didaur ulang berkali-kali tanpa mengurangi sifat aslinya. Jika material-material itu tidak didaur ulang, maka akan langsung ke TPA (tempat pembuangan akhir). Padahal material-material tersebut adalah material yang berharga.
  • Melestarikan sumber daya alam. Karena, dengan mendaur ulang maka kita sudah mengurangi permintaan untuk menambang logam-logam itu dari alam.  Hal ini sekaligus juga dapat menghemat energi

Dibeberapa negara lain, malah ada peraturan yang mengharuskan penduduk untuk mendaur ulang komputernya. Mereka menyediakan tempat-tempat ke mana penduduk dapat mengantarkan komputer yang akan didaur ulang. 

Sementara di Indonesia, penanganan sampah elektronik bisa dibilang masih terbelakang dibandingkan dengan negara lain, walaupun ada juga peraturannya berupa keputusan presiden. 

Padahal, orang Indonesia cenderung memiliki lebih dari satu handphone, karena harganya yang lebih murah dibandingkan di negara lain. Ditambah lagi kemudahan untuk mendapatkan barang elektronik melalui black market. 

Namun demikian, saat ini sudah ada beberapa tempat penampungan sampah elektronik tempat dimana kita dapat "membuang" sampah elektronik untuk kemudian selanjutnya ditangani oleh pihak ahli yang ditunjuk untuk melakukan daur ulang. 

Marilah kita ikut bertanggung jawab dengan sampah-sampah elektronik kita dengan mengantarkannya ke tempat-tempat penampungan yang ada. Mereka lebih tahu proses selanjutnya yang harus dilakukan untuk mendaur ulang sampah-sampah elektronik tersebut dengan aman (VRGultom)

*) Motherboard: papan circuit utama didalam komputer yang menghubungkan komponen-komponen lainnya didalam komputer sehingga dapat saling "berkomunikasi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun