Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Daur Ulang Sampah Elektronik

17 Desember 2022   01:20 Diperbarui: 17 Desember 2022   07:35 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tumpukan Sampah Elektronik | sumber: waste4change.com

Itu baru dari satu keluarga, bagaimana kalau dari seluruh dunia. Jangan-jangan sepersekian bagian bumi akan dipenuhi tumpukan sampah elektronik yang makin lama makin bertambah jumlahnya  

Dengan mendaur ulang barang-barang elektronik maka kita sudah terlibat dalam tindakan-tindakan:

  • Mengurangi limbah elektronik yang mengandung bahan-bahan beracun seperti merkuri, cadmium, timbal, dll di mana bahan-bahan berbahaya tersebut dapat larut kedalam tanah atau air tanah
  • Memperoleh kembali logam-logam berharga karena barang-barang elektronik tersebut dibuat dari berbagai macam material berharga termasuk emas, tembaga, alumunium, perak, platinum, silicon, timah, besi, plastik, palladium yang terdapat diantara material lainnya. Material-material itu adalah material yang dapat didaur ulang berkali-kali tanpa mengurangi sifat aslinya. Jika material-material itu tidak didaur ulang, maka akan langsung ke TPA (tempat pembuangan akhir). Padahal material-material tersebut adalah material yang berharga.
  • Melestarikan sumber daya alam. Karena, dengan mendaur ulang maka kita sudah mengurangi permintaan untuk menambang logam-logam itu dari alam.  Hal ini sekaligus juga dapat menghemat energi

Dibeberapa negara lain, malah ada peraturan yang mengharuskan penduduk untuk mendaur ulang komputernya. Mereka menyediakan tempat-tempat ke mana penduduk dapat mengantarkan komputer yang akan didaur ulang. 

Sementara di Indonesia, penanganan sampah elektronik bisa dibilang masih terbelakang dibandingkan dengan negara lain, walaupun ada juga peraturannya berupa keputusan presiden. 

Padahal, orang Indonesia cenderung memiliki lebih dari satu handphone, karena harganya yang lebih murah dibandingkan di negara lain. Ditambah lagi kemudahan untuk mendapatkan barang elektronik melalui black market. 

Namun demikian, saat ini sudah ada beberapa tempat penampungan sampah elektronik tempat dimana kita dapat "membuang" sampah elektronik untuk kemudian selanjutnya ditangani oleh pihak ahli yang ditunjuk untuk melakukan daur ulang. 

Marilah kita ikut bertanggung jawab dengan sampah-sampah elektronik kita dengan mengantarkannya ke tempat-tempat penampungan yang ada. Mereka lebih tahu proses selanjutnya yang harus dilakukan untuk mendaur ulang sampah-sampah elektronik tersebut dengan aman (VRGultom)

*) Motherboard: papan circuit utama didalam komputer yang menghubungkan komponen-komponen lainnya didalam komputer sehingga dapat saling "berkomunikasi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun