Jaman sekarang ini, aktivitas seseorang didalam sebuah komputer sudah dapat direkam menggunakan software yang dibuat khusus untuk memantau aktivitas didalam komputer. Mungkin software itu bisa salah juga karena itu adalah sebuah pemrograman yang dibuat oleh manusia. Tetapi pasti ada petunjuk salahnya dimana, dan kemungkinan besar, justru kelemahan itulah yang dimanfaatkan hacker untuk melakukan aktivitas illegal. Intinya sama seperti film-film detektif, kasus-kasus kejahatan di negeri ini, semuanya pada akhirnya akan dapat dibuat jelas apa, bagaimana, dan mengapa, jika benar-benar diselidiki. Dan pada akhirn semuanya akan dapat dipakai untuk peningkatan kualitas di kemudian hari.
Masalahnya, dalam kasus bebocoran data ini tidak jelas apakah sudah dilakukan penyelidikan internal atau tidak, atau sekedar menghimbau Bjorka untuk tidak malakukan tindakan illegal, atau hanya berusaha memburu Bjorka tanpa ada tindakan pencegahan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab. Itupun ternyata...eh...yang ketangkap malah tukang es. Â
Indonesia memang sudah go digital. Salah satu bukti nyatanya adalah layanan-layanan publik oleh instansi-instansi pemerintah sekarang sudah dapat diakses secara online (e-government). Namun, bagaimana kualitasnya? Secara pribadi, saya merasakan masih banyak sistem e-government yang asal-asalan. Ada yang tadinya sudah bagus, eh sekarang malah tidak bisa diakses lagi. Ada yang seolah-olah bisa terima data, eh ternyata datanya gak nyatet. Ketahuannya karena setelah beberapa hari tidak ada aksi dan reaksi dari pihak terkait pula. Cape deh...he..he..he...Ada lagi yang minta upload KTP, eh gak masuk-masuk. Setelah ditelpon ke customer service, katanya sedang dalam proses perbaikan. Cape lagi deh...he..he..he..Digitalisasi seharusnya mempermudah, bukan mempersulit.
Jangan-jangan masalah keamanan jaringan sistem informasi e-government pun seperti itu, sehingga Bjorka dengan mudah bisa mencuri data.
Sekalipun pencuri seperti si Bjorka itu selalu selangkah lebih maju, tetapi janganlah terlalu mudah diserang oleh hacker. Memastikan keamanan jaringan sistem informasi adalah tugas internal. Bukan menunggu kebobolan dulu baru ketahuan ada lubang. Setidaknya prosedur-prosedur wajib dari sebuah keamanan sistem harus dipastikan sudah dilakukan. Diluar itu, jika masih kebobolan juga, berarti si hacker punya metoda terbaru atau prosedur wajibnya ada yang kurang atau daftar testingnya tidak up to date. Semoga Indonesia go digital bisa benar-benar diterapkan untuk mempermudah hidup dan keamanan datanya pun terjamin. Bukan malah mempersulit dan membuat data negara bocor kemana-mana. (Veronika Rotua Gultom)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H