Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Cara Mengenali Website Scam

14 November 2022   23:18 Diperbarui: 29 November 2022   11:16 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Tangkapan layar pribadi Hasil Mesin Pencarian Google

Cari tahu siapa yang bertanggung jawab dengan isi website tersebut. Biasanya website yang dapat dipercaya, jelas siapa saja orang-orangnya yang berada di balik layar. Biasanya informasi ini dapat diperoleh pada menu "Company Profile", "Who are we", dsj. 

Dalam contoh link https://bitmarch.net, situs ini menampilkan company profile dengan judul "Bitmart Company profile" bukan "bitmartch" Coba googling lagi kata "bitmart". Bisa jadi nama website dan nama perusahaan berbeda. Tetapi ternyata, yang saya dapatkan, bitmart itu ada websitenya lagi sendiri dan nampaknya lebih dapat dipercaya karena team member disebutkan dari beberapa perusahaan terkenal seperti Amazon, Accenture, Alibaba, dll.

Periksa Isi Website dan Link Didalam Setiap menu

Periksa keseluruhan menu dan isi website. Jika banyak broken link, berarti websitenya belum selesai atau dibuat seadanya. Dalam contoh link https://bitchmart.net, katanya website itu adalah platform trading asset blockchain terbesar didunia. 

Jadi kemungkinan besar keuntungannya pun tidak sedikit. Mengapa mereka tidak mau berinvestasi dalam membangun website yang professional? Belum lagi aturan tata penulisan yang tidak terpenuhi. Contohnya "Bitmart Company profile". Bukankah seharusnya kata "profile" ditulis dengan huruf "P" besar.

Tiga hal teknis diatas sudah cukup untuk orang awam menilai apakah website tersebut dapat dipercaya atau tidak. Ikuti kata hati, jika ada  keraguan, sebaiknya jangan dilanjutkan.

Membuat website itu mudah dan modalnya juga relatif tidak terlalu besar. Membuat isi dan program didalamnya? Tinggal hire programmer.

Dalam kasus pig butchering, mereka menggunakan teknik pemrograman tingkat tinggi. Dalam arti bukan sekedar website statik berisi text. Mereka menggunakan database untuk menampung data, mencatat setiap transaksi untuk ditampilkan pada pengguna. 

Di balik layar, pemilik website dapat membaca data-data akun yang mendaftar, mengatur agar transaksinya untung selalu, untuk sementata waktu agar calon korban yakin bahwa mereka mendapatkan keuntungan sehingga selanjutnya mereka menambah modal dengan jumlah yang lebih banyak. Padahal semuanya hanya setingan alias palsu. Setelah tiba saatnya waktu "panen" buat mereka, sudah terlambat bagi korban untuk menarik uang yang sudah terlanjur masuk.

 (Veronika Rotua Gultom)

*) Menyalin sebagian atau seluruh isi artikel dan mempublikasikannya selain di Kompasiana.com, adalah pelanggaran hak cipta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun