Jadi mulailah beralih ke asuransi kesehatan ketimbang menabung untuk biaya sakit. Jika asuransi kesehatan sudah di-cover oleh perusahaan tempat kerja atau sudah merasa cukup dengan BPJS, sebaiknya dipikirkan untuk melindungi keuangan dengan asuransi yang meng-cover biaya penyakit kritis. Karena biasanya jenis asuransi ini tidak termasuk dalam benefit yang ditawarkan perusahaan kepada karyawannya dan juga tidak termasuk dalam BPJS. Kenyataannya sekarang bank pun mulai ramai menjual asuransi.
Selain itu, asuransi juga sebenarnya dapat menjadi instrumen untuk mengembangkan kekayaan, yaitu sebagai paper asset atau asset di atas kertas. Hal ini sudah dimanfaatkan oleh bank ketika bank memberikan kredit, misalnya kredit kepemilikan rumah yang sudah termasuk asuransi, di mana jika debitur meninggal dunia, maka sisa hutang tidak akan ditagihkan kepada ahli waris.Â
Pengalaman beberapa teman yang meminta restrukturisasi KPR berupa perpanjangan waktu kredit, ketika pandemi kemarin, ada yang asuransinya tidak diperpanjang sehingga mereka diberitahu sejak awal bahwa jika debitur meninggal dunia, maka sisa hutang akan ditagihkan kepada ahli waris.Â
Hal seperti ini tidak akan menjadi masalah jika debitur memiliki asuransi jiwa. Karena ketika debitur meninggal dunia, uang pertanggungan asuransi akan cair dan dapat dipakai untuk melunasi sisa hutang.Â
Dengan demikian, rumah menjadi hak ahli waris, dan ahli waris pun tidak perlu mengeluarkan uang pribadi untuk melunasi sisa hutang debitur. Itulah salah satu fungsi asuransi sebagai paper asset atau asset diatas kertas. Â
Jika sekarang bunga bank mencapai 0%, maka sebenarnya tidak ada keuntungan menabung di bank. Bisa jadi malah rugi karena biaya administrasi lebih tinggi dari bunga uangnya. Bahkan ada bank yang memberlakukan biaya minimal saldo.Â
Saya baru sadar hal ini ketika menyisakan uang sejumlah minimal saldo, dan setelah dikurangi biaya administrasi bulanan, jumlahnya menjadi kurang dari minimal saldo. Ternyata pada saat diisi lagi, akan ada potongan biaya minimal saldo he..he..he... sudah bunga tabungan 0%, ada biaya administrasi bulanan, ada juga biaya penggunaan kartu ATM, ditambah lagi biaya minimal saldo.
Belajar dari kasus uang di celengan yang dimakan rayap, mungkin sudah saatnya juga hal-hal seperti rencana naik haji disiapkan jauh-jauh hari. Mudah-mudahan satu saat nanti ada produk asuransi khusus untuk rencana haji.Â
Saat ini yang saya tahu, ada jenis asuransi jiwa yang preminya dikembalikan 100% jika nasabah masih sehat di tahun kesekian, misal tahun ke-20. Â
Nah, jika saatnya premi dikembalikan 100%, usia nasabah masih sanggup untuk pergi naik haji, tentunya uang itu dapat dipakai untuk biaya haji. Memang tidak ada kepastian bunga atau tambahan hasil investasi, tetapi juga tidak dikurangi biaya-biaya seperti di bank.Â