Apa itu Investasi Hijau?
Menurut https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/, investasi hijau atau green economy adalah sebuah gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan, yang juga dapat dikaitkan dengan  perekonomian yang tidak menghasilkan karbon dioksida (Net-Zero carbon emission), hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial.
Indonesia yang aslinya memiliki alam yang hijau, kaya sumber daya alam hayati dan non hayati, dan beriklim tropis karena terletak pada garis katulistiwa, semestinya akan dapat mewujudkan gagasan ekonomi hijau ini.
Akan lebih mudah memulai gagasan ekonomi hijau ini dengan sumber daya yang "masih" ada, dengan menjaganya agar tidak rusak, merencanakan pembaharuan, dan memulai pembaharuan.
Untuk itu, menurut saya sangat penting untuk menginventarisir kembali kekayaan alam Indonesia. Misalnya, berapa luas hutan hujan tropis yang masih ada, berapa banyak sumber daya alam hayati dan non hayati yang masih dapat dihasilkan oleh alam Indonesia, apa saja sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan apa yang tidak dapat diperbaharui.
Dengan demikian akan dapat diketahui perkiraan "hasil" dari semuanya dan perkiraan umurnya. Berapa lama dan berapa banyak lagi persediaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, dan apa antisipasinya jika sumber daya alam itu habis.
Berapa banyak sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan jika harus diperbaharui, kapan waktunya, berapa banyak pembaharuanya dan bagaimana caranya, serta dimana lokasinya.
Itu semua tentu membutuhkan data-data yang akurat untuk kemudian diolah sedemikian rupa menjadi informasi sebagai dasar merencanakan sebuah pembaharuan, penghematan, dan percobaan alternatif pengganti sebelum sumber daya alam itu menyusut habis, terutama sumber daya alam yang tidak terbarukan. Â
Strategi ini tentunya tidak hanya melibatkan sumber daya alamnya saja, tetapi juga manusianya. Bagaimana mendidik masyarakat Indonesia untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkan gagasan ekonomi hijau ini, agar tidak terjadi ketimpangan. Di satu sisi pemerintah berusaha keras mewujudkan gagasan ekonomi hijau, disisi lain masyarakatnya malah melakukan sebaliknya entah disadari atau tidak sengaja karena ketidak mengertian. Sangat penting untuk menyesuaikan strategi dengan latar belakang budaya orang Indonesia agar dapat mempengaruhi masyarakat untuk ikut serta membantu mewujudkan gagasan ekonomi hijau ini.
Masih banyak golongan masyarakat yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tanpa peduli efek jangka panjangnya. Sebagai contoh, penggunaan plastik sebagai pembungkus atau sebagai tempat membawa barang-barang belanjaan. Ada saja kelompok orang yang merasa tidak dihargai jika berbelanja ke sebuah tempat, belanjaanya tidak dimasukan ke kantong plastik, sekalipun barang belanjaannya sebenarnya bisa dibawa tanpa perlu dikantongi. Hal-hal seperti ini, tentunya perlu ketegasan peraturan secara menyeluruh, mengingat latar belakang orang Indonesia yang selalu memperlakukan pembeli sebagai raja. Seperti di Bali, semua toko mulai dari warung kecil sampai supermarket besar, tidak menyediakan kantong plastik, maka mau tidak mau, pembeli akan mempersiapkan diri dengan membawa tas belanja sendiri atau membeli tas belanjaan yang ramah lingkungan dan penjual tidak perlu merasa sungkan karena tidak menyediakan kantong plastik untuk pembeli.