Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Wanita Tidak Rapuh Seperti Bunga, Tetapi Seperti Bom!

15 Maret 2022   18:09 Diperbarui: 15 Maret 2022   18:16 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pemerkosa dan pelaku kekerasan, yang pernah mengancam dengan menodongkan pistol pada korbannya dan calon bayinya apakah berhak atas anak yang dilahirkan? Salahkah jika sang ibu menolak berbagi hak asuh dan menolaknya sebagai ayah dari anaknya? Bagaimana masalah ini dipandang dari sisi hukum? Bagaimana pula dengan anggapan: lebih baik punya ayah pemerkosa daripada tidak punya ayah sama sekali?

Film berjudul "You Can't Take My Daughter" bercerita tentang Amy Thompson, seorang wanita cerdas lulusan terbaik dari fakultas hukum, yang berpenampilan sopan. Ia memiliki seorang ibu yang sangat peduli dengan penampilan, reputasi, dan uang. Amy juga bersahabat baik dengan Letty yang selalu ada untuknya baik dalam keadaan susah maupun senang. Selain cerdas, Amy juga dikenal baik hati.

Suatu malam, Amy dan teman-temannya merayakan kelulusan mereka secara kecil-kecilan. Hadir juga disitu seorang lelaki, Demetri Hogan, pemilik pusat kebugaran tempat teman-temannya berolahraga. Malam itu Demetri mentraktir mereka.

Selesai perayaan, Amy dan Letty diantar pulang oleh Demetri dengan taksi. Amy diantarkan lebih dulu. Dalam kesempatan itu, Demetri meminta Amy untuk hang out bersamanya, kapan-kapan. Amy menolak ajakan itu dengan sopan dan segera bergegas pergi dengan canggung tanpa memberi kesempatan lelaki itu untuk merayunya.

Tengah malam, seseorang mengetuk pintu rumah Amy. Amy mengira itu adalah Chickie tetangga sebelah yang akrab dengannya, maka ia membuka pintu tanpa menyalakan lampu. 

Begitu pintu dibuka, Demetri mendorongnya dengan kasar. Amy diserang, kepalanya dibenturkan ke meja dapur dan tubuhnya dibanting ke meja makan. Kemudian dia diperkosa. Amy luka parah, namun masih dapat menghubungi 911 setelah tersadar dari pingsan.  

Sayangnya Demetri tidak ditangkap, dengan alasan Amy dapat menjelaskan siapa dia, yang artinya korban mengenalnya dengan baik. Padahal ia tidak tahu apa-apa tentang Demetri.

Setelah kejadian itu, Demetri mengancam dan mengintimidasi Amy agar mencabut laporannya ke polisi. Amy tak berdaya dan hanya dapat menghindar. 

Di kemudian hari, Amy menemukan dirinya hamil. Dengan berbagai pertimbangan dia memutuskan untuk mempertahankan bayinya, karena ia merasakan ada harapan yang tumbuh dengan adanya bayi itu didalam tubuhnya, setelah semua harapannya dihancurkan oleh perbuatan Demetri. 

Keputusannya itu mendapat tentangan dari ibunya yang mengkhawatirkan reputasi Amy dan dirinya sendiri. Ibunya bahkan masih memaksanya untuk menggugurkan kandungan ketika kandungannya semakin membesar. Hal ini membuat Amy memutuskan tali komunikasi mereka. 

Demikian pula dengan Letty, sahabatnya, yang juga mempertanyakan keputusan Amy, karena ia tahu kehidupan seperti apa yang diinginkan Amy setelah lulus kuliah. 

Amy yang cerdas, lulusan terbaik, dan ingin berkarya di bidang hukum, tentu ceritanya menjadi lain dengan kehamilan itu. Namun Letty adalah sahabat yang baik, ia menghormati keputusan Amy, dan tetap mendampinginya sebagai sahabat.

Hari-hari berlalu dan kasusnya tetap diproses walau perkembangannya lambat. Suatu hari, Demetri kembali ke rumah Amy yang tengah hamil tua. Pria itu mengintimidasi Amy dengan menodongkan pistol ke kepala Amy, mendorong dan membantingnya ke tembok sambil melontarkan kata-kata ancaman agar tuntutan terhadapnya dihentikan. 

Bahkan ia mengancam akan melenyapkan bayinya. Namun Amy bersikeras menolak,"No!". Demetri yang tidak dapat menerima penolakan menjadi marah. Beruntung Amy dapat menjatuhkan diri keluar melalui jendela rumah dan ditolong oleh Chickie.

Tibalah hari dimana Amy melahirkan bayinya, seorang bayi perempuan yang diberi nama Maddy. Ketika perawat menanyakan nama ayah bayi untuk membuat akta kelahiran, Amy menegaskan,"Tidak ada, hanya namaku saja!".

Akhirnya sidang perkara pun dilaksanakan, namun Amy kecewa karena Demetri bebas dengan hukuman yang sangat ringan atas dakwaan membuntuti Amy, sementara kasus pemerkosaan masih belum disidangkan. Menurut pengacara prosesnya akan lama. 

Saking ketakutannya dan sadar tidak ada hukum yang dapat melindungi dia dan anaknya, Amy memutuskan untuk melarikan diri dari Demetri, pindah ke negara bagian lain, yaitu Atlanta Georgia. Berdua saja dengan bayinya ia mengendarai mobil ditengah cuaca buruk, menuju ke tempat yang baru.

Enam tahun kemudian, Maddy tumbuh menjadi gadis kecil yang lincah dan cerdas. Namun Amy tetap dibayang-bayangi oleh kejadian pemerkosaan itu. Ia menjadi over protective terhadap Maddy. Amy pun menyekolahkan Maddy di sekolah TK yang keamanannya sangat terjamin.

Sementara itu, dengan bantuan detektif swasta, Demetri Hogan menemukan mereka. Demetri kembali "mengganggu" Amy dengan menuntut hak asuh atas anak biologisnya dan menginginkan anak itu untuk memakai nama keluarganya. Hukum di Georgia mendukung pemerkosa mendapat hak asuh atas anak yang dilahirkan. Tentu saja Amy tidak terima.  

Amy memutuskan untuk menjadi pengacara atas dirinya sendiri meskipun sudah diingatkan bahwa pengadilan tidak menyarankan itu. Amy mulai mencari tahu tentang kelemahan hukum yang berlaku karena ia tidak sudi berbagi hak asuh dengan Demetri sekalipun hanya hak mengunjungi. 

Ditengah kekalutannya, Amy memutuskan untuk belajar olahraga bela diri kepada McDevitt, seorang pensiunan polisi terbaik pada masanya, yang juga pelatih bela diri Maddy.

Dalam sidang pertama, didampingi Letty yang memutuskan pindah ke kota yang sama, Amy menjalani sidang dan dengan percaya diri membela dirinya sendiri. Sementara Demetri hadir secara online, dengan alasan bekerja di kota lain, padahal saat itu ia ada di kota yang sama.

Bantuan datang ketika seorang pengacara yang menyaksikan sidang, Bob Moss,  bersimpati dan menawarkan diri menjadi pengacara sukarela. Atas saran Bob untuk mencari saksi lain, dengan mengabaikan egonya, Amy menghubungi ibunya dan memintanya untuk memberikan pernyataan tentang Amy yang diharapkan dapat membantu kasus itu. 

Melihat foto Maddy, sang cucu, yang terlihat menggemaskan, ibu Amy menawarkan ide untuk menjadikan Maddy seorang model agar dapat menghasilkan uang bagi Amy. 

Dengan tegas Amy menolak sekaligus menyatakan bahwa sudah cukup ia mendengarkan saran-saran sang ibu yang kebanyakan egois dan bodoh. Rupanya kehidupan yang keras juga menempa Amy menjadi seorang yang berani bersuara. 

Berlatih bela diri bersama McDevitt menyadarkan Amy tentang Demetri yang setelah sekian lama, tiba-tiba datang lagi mengganggunya. Menurut McDevitt, semuanya tentang kekuasaan dan kendali, sama seperti perkosaan. 

Musuh (Demetri), ingin membalas dendam. Hal ini dikenal sebagai "narsisme ganas". Dia ingin membalas karena Amy menuntutnya untuk kekerasan yang dia lakukan sehingga hidupnya menjadi berantakan setelah itu. Dan ia memanfaatkan Maddy dengan menuntut hak asuh seolah-olah Maddy adalah benda.

"Apakah kamu siap melakukan serangan balasan, Amy?", tanya McDevitt.

"Aku takut amarahku membekas pada Maddy", jawab Amy.

Namun McDevitt menyadarkannya bahwa rasa takut juga akan menular dan membekas pada Maddy. Belum lagi rasa was-was dan tidak tenang yang selalu menghantui Amy.  

Amy pun setuju untuk melawan dengan cara mencari kelemahan Demetri dan menciptakan peluang menang untuk dirinya sendiri, menang untuk selamanya dari apapun akibat dari pemerkosaan itu.

Dibantu Letty, Amy mencari informasi tentang Demetri. Mereka menemukan bahwa Demetri dibebas tugaskan dari kepolisian 10 tahun lalu, akibat tindakan pemaksaan, ancaman dan pelecehan sexual, penggeledahan dan penyitaan tidak sah. Yang artinya, apa yang dilakukan Demetri terhadap Amy bukan yang pertama kalinya. Dengan bantuan McDevitt, sang mantan polisi, Amy mendapatkan bukti-bukti pembebas tugasan Demetri dari kepolisian.

Demetri sendiri masih berusaha menakut-nakuti Amy dengan menampakan diri di sekolah Maddy dan tersenyum licik pada Amy dari kejauhan. Bahkan ia berani datang ke pertunjukan performance Maddy. 

Amy yang sudah mendapatkan kesadarannya untuk melakukan serangan balas tidak lagi menghindar dari Demetri. Dengan berani ia menghadapi Demetri yang masih seperti dulu, memperlakukannya dengan kasar. Ia memperingatkan Amy bahwa ketika Amy memutuskan untuk membesarkan Maddy, itu  artinya dia menyimpan Demetri dalam hidup Amy dan Maddy selamanya. Namun Amy dengan tegas menolaknya.

"Kamu memperkosaku. Kami bukan milikmu!", kata Amy.

Demetri berusaha mempengaruhi Amy bahwa mereka dapat memperbaiki semuanya demi Maddy dan juga untuk mereka berdua.

"Tidak!", jawab Amy.

Namun Demetri tidak dapat mendengar kata "tidak", ia adalah tipe orang yang merasa berkuasa atas wanita. Ia pun menjadi emosi dan mencoba melakukan kekerasan untuk menunjukan kendalinya atas Amy.

Namun dengan kemampuan bela diri yang kini dimilikinya, Amy berhasil melawan.

Menyadari bahwa Amy sudah belajar bela diri, Demetri berusaha mengingatkan Amy pada peristiwa pemerkosaan itu.

"Aku masih ingat bagaimana kamu gemetar berada di bawahku", kata Demetri

"Aku tidak lagi gemetar!", balas Amy.

"Tentu saja masih!", jawab Demetri berusaha melemahkan Amy.

Untunglah petugas keamanan segera datang menolong Amy. Demetri juga tidak menyadari kalau Amy diam-diam merekam pembicaraan mereka.

Pada sidang terakhir, Amy berkesempatan untuk bicara:

"Hal yang paling buruk dari pemerkosaan itu bukanlah ketika kepalaku dihantamkan ke meja dapurku atau suara rusukku yang patah saat aku dibanting ke meja makanku atau bau darahku di lantai, tetapi yang terburuk adalah...ketika semua itu masih terjadi setiap hari. Setiap kali aku menutup mataku, tiap kali aku mendengar suara langkah mendekatiku. Semua itu terbayang lagi dan lagi. Dan hari ini, aku dipaksa untuk berdiri disini, lagi-lagi berhadapan dengannya karena tidak ada hukum yang bisa melindungiku. Dan yang lebih penting lagi melindungi anakku dari pria kasar itu"

Amy memutar rekaman suara Demetri yang membuktikan bahwa perkosaan itu benar-benar terjadi.

Sidang ditutup dengan kemenangan di pihak Amy dan pengadilan perkara perkosaan dibuka kembali.

Kisah ini diambil dari kisah nyata Analyn Megison. Karena kegigihannya, undang-undang hak asuh anak hasil perkosaan menjadi hukum federal pada tahun 2015. Undang-undang itu membantu mencegah anak yang lahir akibat pemerkosaan dan korban pelecehan sexual untuk berbagi hak asuh dengan pemerkosanya. 

Seorang ibu berhak melindungi anaknya dan dirinya sendiri dari kendali seorang lelaki kasar, sekalipun lelaki itu adalah ayah biologis dari anaknya. Sekalipun hukum dan budaya tidak berpihak padanya. 

Seorang wanita tidak rapuh seperti bunga, tetapi seperti bom! Jangan mengecilkan kekuatan seorang wanita dan jangan menjadi wanita yang lemah, karena para malaikat pun akan turun menolongmu melalui orang-orang yang kamu temui. (VRGultom).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun