digital ini kecepatan publikasi tidak dapat dianggap remeh. Ada banyak media digital yang saling berlomba memberitakan sesuatu. Bahkan ada yang dalam hitungan detik, halaman berita terupdate. Sangat cepat!Â
Tidak bisa dipungkiri bahwa di zamanDan ternyata saingannya bukan cuma sesama media digital, tetapi unggahan warga dunia maya di media sosial, baik itu di Facebook, Twitter, Instagram, Group Whatsapp, Telegram, dan lain sebagainya.
Namun bagaimana dengan keakuratannya?
Saya kira seharusnya di zaman Internet of things ini, masalah keakuratan sudah bukan masalah lagi terutama untuk media digital berlabel jurnalistik.
Kalau sekedar warga dunia maya setingkat rakyat biasa yang awam, kurang akurat sedikit masih bisa ditolerir karena mungkin mereka hanya melihat apa yang mereka lihat, mendengar apa yang mereka dengar tanpa menganalisa dan mencari bukti-bukti mengenai benar atau tidaknya suatu peristiwa yang terjadi.
Satelit perekam kejadian, sensor, dan berbagai teknologi terkait lainnya bisa dipasang di banyak tempat untuk merekam apa yang terjadi pada suatu saat dan dalam hitungan detik mengirimkan gambar, suara dan video ke server.
Katakanlah sudah ada aplikasi yang akan menganalisa  gambar-gambar dan video tersebut dan mengkonversinya menjadi data-data dalam bentuk tulisan yang siap di compile menjadi suatu berita. Itulah teknologi yang dapat dipakai dalam dunia jurnalistik dijaman "Internet of things" ini.Â
Jadi kalau sudah begitu, apa fungsi jurnalis?Â
Saya pikir, di jaman ini pekerjaan jurnalis lebih kepada menganalisa informasi. Dengan semua "bukti" yang terkirim dari tempat kejadian dalam hitungan detik, mungkin jurnalis hanya tinggal memverivikasi antara gambar, video, dan berita dengan nara sumber di tempat kejadian. Mungkin akan ada ketidak sesuaian antara berita dan gambar, serta video.
Tetapi justru disitulah fungsi seorang jurnalis. Menganalisa apakah data dan informasinya masuk akal atau tidak dibandingkan dengan video atau gambar yang terekam.
Jangan sampai berita yang ditulis terkesan hanya berasal dari omongan mulut ke mulut yang dapat dikategorikan "masih gossip" atau hanya berdasarkan gambar atau video yang beredar. Semua harus ada penjelasannya bukan?