Pertama, tidak digaji, tidak dibayar. Namun demikian tetap perlu bersikap profesional dan penuh integritas.Â
Orang lain yang kita layani mungkin tidak tahu bahwa orang yang melayani mereka adalah seorang relawan, bukan karyawan yang digaji.Â
Maka ketika orang-orang ini bersikap kurang menyenangkan, sebagai relawan yang bekerja melayani mereka, tetap harus berlapang dada dan bersikap profesional.Â
Mau marah memang ketika ada orang memerintah ini itu karena mereka merasa berhak untuk mendapat perlakuan terbaik. Tetapi ingatlah, bukankah relawan sudah berkomitmen pada diri sendiri untuk bekerja sebaik mungkin meskipun tidak dibayar? Lagipula orang lain mana mau tahu apakah pekerjaan kita dibayar atau tidak.
Kedua, harus menyesuaikan diri dengan semua orang.
Dalam bekerja, atasan boleh memilih orang-orang yang akan bekerja dengannya. Semua tes diberlakukan, mulai dari wawancara, tes keahlian, penilaian pribadi, dan sebagainya.
Jadi sedikit banyak dalam sebuah tim, pasti semua orang adalah orang-orang yang kompeten dengan keahliaanya. Sedangkan dalam pekerjaan relawan kalau ada orang yang pas di posisinya ya bagus.Â
Tapi kalau tidak ada? Yang mau saja diambil asalkan komitmen pada pekerjaan dan berusaha sebaik mungkin. Maka di sini, perlu saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota tim.
Jadi, pikir dalam-dalam sebelum mengambil pekerjaan sebagai relawan. Sudah siapkah dengan segala tantangan dan resikonya? Siapkah bekerja profesional tanpa dibayar atau hanya diberi uang saku ala kadarnya?
Satu lagi, pekerjaan relawan tetap membutuhkan komitmen waktu. Seorang relawan harus mengalokasikan waktu untuk mengerjakan tugas yang sudah disepakati.Â