Betul sekali! Pertanyaannya orang yang beli data hanya berisi nama dan alamat email, tujuannya untuk apa ya?
Paling bisa untuk email marketing. Untuk kirim-kirim email berisi apa saja ke alamat email yang diketahui. Selain itu?
Rasanya tidak ada manfaat lain. Dan penerima pun dapat memblokir alamat email pengirim jika tidak suka dikirimi surat eletronik (surel).
Untuk menggabungkan dengan data lain pun rasanya akan sulit. Nama bisa sama untuk beberapa orang, sementara alamat email bisa lebih dari satu untuk setiap orang.Â
Dan ke mana-mana mendaftar sesuatu terutama untuk aplikasi-aplikasi online, sudah pasti diminta nama dan alamat email. Jadi rasanya kedua data itu sudah bukan rahasia lagi.
Bisa sih mencari data seseorang dengan cara "googling" menggunakan alamat email saja atau dengan nama, atau kombinasi keduanya. Itu pun kalau orang itu pernah meninggalkan jejak digital yang terbaca email dan namanya. Yang jelas perlu ada usaha lain dan keahlian tertentu untuk membuat data-data itu berarti lebih dari sekedar daftar nama dan alamat email.Â
Contoh lain, banyak teman-teman ganti akun medsos karena merasa akunnya sudah di-hack, yang ditandai dengan fotonya dipakai orang lain dan menggunakan nama yang sama dan kemudian ada yang chat ke beberapa teman/saudaranya perihal meminjam uang.Â
Ini juga saya rasa ada logikanya. Masalah foto bisa diambil, ya memang bisa. Dan foto itu bisa didapat tidak cuma dari medsos. Bisa juga tanpa disadari mungkin di mata orang lain Anda adalah seorang selebriti yang dikagumi, ketika Anda sedang berbicara di depan umum, ada yang memotret wajah Anda dan memasangnya di akun medsos mereka.
Menggunakan nama yang sama dengan nama Anda? Bisa jadi. Toh nama bukanlah sesuatu yang unik. Sangat mungkin ada beberapa orang memiliki nama yang persis sama. Karena itu nama tidak menjadi "kata kunci" karena tidak unik alias bisa ada kesamaan untuk beberapa orang yang berbeda.
Jadi adakah gunanya ganti akun jika ada yang "mengambil" foto Anda dan menggunakan nama yang sama dengan nama Anda?Â