Memang tidak dipungkiri ada kemungkinan lain mengapa seseorang menggunakan bahasa campur-campur.Â
Di satu sisi orang tersebut sudah terprogram untuk berpikir dalam bahasa Inggris, di sisi lain, lawan bicara tidak terlalu mengerti bahasa Inggris, sehingga mau tidak mau terjadilah bahasa campur-campur seperti bahasa Jaksel itu. Tapi apakah itu artinya bilingual?
Setahu saya, bilingual itu adalah kemampuan seseorang berbahasa lebih dari satu jenis dengan fasih.Â
Konteksnya adalah bahasa asing dengan bahasa ibu atau dengan bahasa asing lain. Karena kalau bahasa daerah, sering disebut dalam bahasa Inggris dengan istilah dialect. Jadi kata kuncinya adalah, kedua bahasa dikuasai dengan fasih, bukan setengah-setengah.
Beberapa kata bahasa Inggris yang sering terselip (tanpa sengaja) dalam pembicaraan bahasa Indonesia, karena sudah saking kebiasaan dan dianggap bahasa yang umum, misalnya:
- At least = setidaknya
- Thank you = terima kasih
- Ok = baik(lah)
- Crowded =ramai
- Which is = yang mana
Rasanya kata-kata itu jika diselipkan atau terselip dalam pembicaraan berbahasa Indonesia, masih enak didengar. Mungkin karena cuma satu-satu kata saja dan penempatannya masih mengikuti tata bahasa Indonesia.Â
Tetapi ketika mendengar kalimat-kalimat seperti:
- Actually ini adalah passion aku. Karenanya aku selalu try my best
- Aku tahu, God itu baik
- Aku tuh still cari-cari apa yang aku like
He...he...he...apakah ada grammar atau tata bahasanya? Bagaimana aturannya?Â
Aturan berbahasa itu penting lho. Karena kalau tidak ada aturan, then artinya boleh dong saya talk like these:
- Aku think, kamu harus move on
- Dari sejak aku masih little child, aku gak close dengan parents aku
- You know lah, kenapa aku like this
Bahasa itu adalah sebuah alat komunikasi, bukan sekedar gaya-gayaan. Jika Anda terlihat lancar berbahasa dengan gaya yang meyakinkan, berasa paling keren sedunia, namun tidak ada yang mengerti Anda, apa mungkin ada yang salah?