Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai Ujian Tergantung Gurunya Favorit atau Tidak

29 November 2021   17:09 Diperbarui: 29 November 2021   17:23 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.nagc.org

"Kamu sih tidak suka sama saya, makanya nilai kamu rendah", kalimat yang saya ingat sampai sekarang, keluar dari salah seorang guru Biologi di SMA dulu. 

Pak guru ternyata sadar, saya kurang menyukai beliau :D

Hal ini pernah terjadi juga ketika saya di SMP. 

Saya adalah penyuka matematika yang dikemudian hari menyadari alasanya, yaitu karena malas menghapal. Matematika bukanlah sesuatu yang perlu dihapal, dan sekali mengerti akan melekat dikepala walau tidak dihapalkan. Jadi tidak cape bukan?

Saya sadar saya menyukai mata pelajaran Matematika ketika mendapat nilai tinggi di raport. Dan saat itu cara gurunya mengajar cukup menyenangkan dan membuat saya selalu bersemangat menyelesaikan soal-soal Matematika. 

Tiba-tiba pengajar matematikanya diganti. Dan penggantinya adalah guru yang sebelumnya mengajar Bahasa Inggris. Guru yang kurang saya sukai. Benar saja, saya mendapatkan nilai merah di raport. Tidak tanggung-tanggung, nilai 4!

Kalau mau menyalahkan pak guru, ya memang saya tidak mengerti apa yang dia ajarkan pada saat itu. Herannya teman-teman yang lain yang sebelumnya nilainya lebih rendah dari saya, ternyata nilainya tidak seburuk nilai saya ha..ha..ha...jadi salah siapa??

Untungnya saya naik kelas juga. Di kelas yang baru, guru Matematikanya ganti lagi. Kali ini cara dia mengajar cocok untuk saya. Sehingga nilai matematika saya naik lagi. Bahkan di ujian akhir kelulusan SMP diantara semua mata pelajaran, Matematikalah yang tertinggi, dan kebetulan juga tertinggi diantara teman-teman satu sekolah. Dan sampai sekarang saya adalah penggemar Matematika. Tidak lagi tergantung pada gurunya siapa, karena saat ini tidak ada lagi guru pengajar. 

Jadi sebenarnya nilai rendah itu karena apa?

Apakah cara mengajar guru yang sulit dimengerti atau tidak menarik? 

Apakah karena muridnya tidak menyukai gurunya? 

Jika murid tidak menyukai gurunya, bisa jadi karena cara mengajar yang kurang menarik,yang membuat murid malas belajar dan ujung-ujungnya nilai jeblok. Nilai jeblok ini dapat membuat murid makin tidak menyukai gurunya. 

Sebaliknya cara mengajar guru yang menarik dapat membuat murid semangat belajar dan tertantang untuk menguasai mata pelajaran tersebut yang ujung-ujungnya berpengaruh pada nilai ujian. Jika murid menyukai suatu pelajaran dan mendapat nilai jelek, biasanya dia akan mencari tahu penyebabnya, salahnya dimana, dan selanjutnya dia akan dapat memperbaiki nilai yang jelek tersebut walau gurunya masih orang yang sama. 

Menurut saya ketertarikan seorang murid pada suatu pelajaran di usia sekolah, adalah tanggung jawab gurunya. Bukankah murid tidak dapat memilih hanya mengambil mata pelajaran yang dia maui saja. Jadi, secara tidak langsung, guru berperan membantu murid mencari kemana arah bakat dan cita-cita murid. 

Sebagai contoh, ilmuwan Thomas Alva Edison, menurut kisahnya, dia dikeluarkan dari sekolah karena dianggap tidak dapat mengikuti pelajaran. Namun ditangan guru yang benar, yaitu ibunya sendiri, dia berhasil menjadi seorang ilmuwan. 

Maka itu saya setuju, profesi guru, tugasnya termasuk mendidik, bukan sekedar mengajar. Dan pantaslah seorang pendidik diberi gelar "pahlawan" meski tanpa tanda jasa. 

Selamat hari guru, 25 November 2021! 

Semoga pada guru dan pendidik selalu setia dengan panggilan profesinya.   

(VRGultom)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun