Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Bank Digital: Solusi Hidup Zaman Now

29 Oktober 2021   15:39 Diperbarui: 2 November 2021   10:17 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bank digital. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Apa bedanya Bank Digital dengan Perbankan digital. Menurut saya keduanya adalah istilah yang berbeda. Demikian pula dijelaskan dalam artikel Kompas.com berikut Inilah Perbedaan Bank Digital dan Bank yang Beri Layanan Digital Banking.

Bank digital adalah bank yang menjalankan fasilitas pembiayaan dan pendanaan dengan mengaplikasikan fintech (Financial Technology). Nasabah tidak perlu datang ke bank secara fisik, dan organisasi penyelenggara bank digital pun tidak perlu memiliki kantor secara fisik dibanyak tempat. 

Mungkin bank digital cukup memiliki satu kantor tempat para pekerjanya saling bertemu dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat dilakukan secara digital. Atau bisa saja mereka cukup menyewa virtual office sebagai alamat kantor mereka, lengkap dengan operator telepon yang akan menjawab telepon yang ditujukan ke perusahaan.

Sedangkan perbankan digital atau digital banking adalah fasilitas akses digital yang disediakan bank konvensional untuk para nasabahnya. Fasilitas itu dapat berupa Internet banking, mobile banking, ATM.

Beberapa contoh bank digital adalah Bank Jago yang merupakan transformasi dari Bank Artos, Jenius dari BTPN, Octo dari CIMB Niaga, dll.

Mengapa bank digital banyak diminati kaum milenial dan Gen Z? Kalau dilihat dari fitur yang disediakan, sebagai contoh bank jago: jago.com, bank digital ini menyediakan fasilitas -fasilitas yang bisa dibilang sudah menjadi kegiatan dan kebutuhan sehari-hari. 

Bukan itu saja, bank digital ini juga menyediakan fasilitas "merencanakan", misalnya merencanakan pengeluaran, merencanakan tabungan, bahkan ada fitur untuk merencanakan tabungan bersama beberapa orang (dalam fitur bank jago: kantong bersama). 

Di jaman sekarang, komunitas-komunitas, termasuk keluarga umumnya memiliki uang kas bersama untuk keperluan bersama. Tentunya fitur bank yang mendukung keperluan itu akan sangat membantu memudahkan pengelolaan dan pengawasan. 

Fitur perencanaan pengeluaran dan alokasi tabungan tentunya sangat membantu nasabah dan secara tidak langsung mengedukasi mengenai perencanaan keuangan. 

Bahkan ada fitur untuk menagih uang. Bukankah semua generasi, tidak cuma milenial dan gen Z saja, yang suka pergi makan bareng-bareng, beli barang patungan untuk hadiah atau sekedar supaya harganya lebih murah karena membeli dalam jumlah banyak, menagih saweran, dll. 

Dulu, orang mungkin seperti tugah tagih ketika harus berkeliling menagih uang saweran atau uang patungan makan bersama. Dengan adanya fitur menagih via bank digital ini, rasanya orang akan segan bilang, "Maaf lupa bawa dompet".

Fitur-fitur seperti itu tidak tersedia pada bank konvensional meskipun mereka memilili fasilitas digital banking. Uniknya lagi, semua fitur 'perencanaan' itu dapat diatur sendiri oleh nasabah, tanpa melibatkan pegawai bank.  

Fasilitas-fasilitas itu seperti menkonversikan kegiatan hari-hari ke dalam transaksi digital via bank digital. Tentu saja itu semua mempermudah hidup. Cocok untuk generasi jaman now yang tuntutannya lebih tinggi. 

Pengiritan waktu, praktis, tercatat dengan detail, dan mudah dicheck transaksinya. Sebenarnya semua itu dibutuhkan juga oleh generasi terdahulu. 

Hanya saja mungkin generasi terdahulu malas mengupdate diri, ada yang gengsi belajar, ada juga yang memang sudah tidak "nyampe" ilmunya karena usia, ada yang memang sudah terbiasa dengan kebiasaan lama, ada yang memang tidak lagi membutuhkan karena memang semua transaksi bulanan sudah ditangani oleh anak-anaknya dan hanya butuh menerima uang untuk pegangan sehari-hari saja, dan lain-lain.

Keunikan lain dari bank digital ini adalah dapat saling mengirim uang tanpa nomor rekening. Hanya perlu nomor HP, yang pastinya sudah tersimpan dalam smart phone masing-masing orang. Jadi tidak perlu banyak nomor yang disimpan. Nomor HP pun sudah unique, tidak akan ada yang sama. Sebelum ada bank digital, saya membuat nama khusus untuk nomor rekening bank dan disimpan dalam daftar kontak.

Dengan kemampuan mengirim uang hanya dengan nomor HP saja tentu cukup mempermudah. Setidaknya tidak perlu menanyakan, berapa nomor rekening bankmu, banknya bank apa, dll. 

Menagih uang pun menjadi lebih mudah. Karena kita menagih uang tentu kepada orang yang kenal dan perlu ditagih bukan? Terasa lebih ringan untuk menanyakan no. HP daripada menanyakan nomor rekening bank.

Dengan segala kemudahan yang dibutuhkan di jaman ini, bank digital bisa saja akan lebih populer dibandingkan dengan bank konvensional.  Karena bagaimanapun juga, fungsi bank saat ini bukan lagi untuk menabung atau menyimpan uang, tetapi lebih kepada jalur lalu lintas uang. 

Untuk itu semoga para penyelenggara bank digital juga dapat berinvestasi dalam teknologi yang dipakai, yang pastinya harus terus ditingkatkan terutama dalam hal keamanannya.

Secara teknologi, bank digital tanpa kantor sangat mungkin, selama infrastruktur teknologi mendukung. Di sini teknologi IT sangat berperan. 

Oleh karena itu sebaiknya ada pengecekan alur proses dalam aplikasi, pengecekan keamanan infrastruktur bank digital, pengecekan alur data, dan semua hal yang diperlukan sebelum sebuah bank digital diluncurkan. 

Agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan nasabah, seperti contoh yang pernah terjadi pada sebuah bank swasta beberapa tahun silam, dimana data nasabah saling tertukar.

Pada dasarnya bank digital ini seharusnya lebih mudah dalam hal pengelolaan data transaksi secara internal bank. Karena semua transaksi sudah berbasis digital, sehingga datanya dapat secara langsung dialirkan kepada system lain di dalam internal bank, tanpa harus diinput ulang, dan juga mengurangi interaksi manusia dalam pengelolaannya. 

Semakin sedikit campur tangan manusia dalam pengelolaan data, seharusnya semakin aman datanya, dan cepat pengelolaannya. Data-data itu dapat dipakai untuk pelaporan, analisa, dan lain-lain. Jadi kuncinya ada pada teknologi IT.

Dari sisi keamanan, semoga bank digital dapat terus meningkatkan keamanannya dan tidak hanya mengandalkan kehati-hatian pengguna. Segala kondisi yang dapat menyebabkan akun nasabah dibobol, setidaknya ada antisipasinya dari pihak bank, agar nasabah merasa nyaman menggunakan aplikasi bank digital. 

Bagaimana pun nasabah pasti akan memilih layanan yang praktis, cepat, dan tentunya aman dengan sedikit usaha dari sisi nasabah. Keamanan memang harus diusahakan juga ole nasabah, seperti jangan memberitahu password kepada orang lain. Tetapi, keamanan yang dapat dikontrol oleh sistem, adalah tanggung jawab penyelenggara bank digital selaku pemilik aplikasi. 

Yang jelas, bank digital dibutuhkan dalam dunia jaman sekarang yang serba cepat dan praktis. Praktis untuk nasabah, praktis juga untuk pengelola bank. 

Kegiatan pengelolaan uang tidak lagi harus memakan waktu dan energi. Pada akhirnya kita mungkin akan dituntut lebih fokus bekerja dan menikmati hasil kerja, daripada mengalokasikan waktu untuk mengelola dan mengatur uang. Karena itu dari generasi apapun kita berasal, mari samakan frekwensi dengan kondisi jaman now, agar tidak ketinggalan jaman.

 (VRGultom)

*Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi artikel

*Dilarang mempublikasikan ulang dimedia lain selain kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun